Gemuruh Pagi Di Kaki Lawu

Edisi: 45/36 / Tanggal : 2008-01-06 / Halaman : 26 / Rubrik : NAS / Penulis : Setyarso, Budi , Rosyid, Imron,


BUNYI gemuruh itu terdengar seperti pesawat yang lewat di atas halaman tetangga. Partiyem menghentikan langkah di kegelapan rumahnya. Ia membatalkan niat mengambil korek api untuk menghidupkan lilin. Mendadak berbagai benda berjatuhan menimpanya.

Di pagi buta, Rabu pekan lalu, itu Partiyem melihat Bukit Kempong di belakang rumahnya runtuh. ”Saya lihat ada tiga orang lewat, dua di antaranya bergendongan, lalu mereka tertimbun longsoran tanah,” kata penduduk Dusun Mogol Ledoksari, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, itu.

Partiyem lamat-lamat mendengar rintihan orang minta tolong, namun perempuan 55 tahun itu hanya bisa menolong dirinya sendiri. Ia lolos dari himpitan rupa-rupa barang dan lari menyelamatkan diri. Ia selamat, tapi dua anaknya tidak—Parlan, 25 tahun, dan Maryati, 15 tahun. Maut juga menjemput Hamid, 4 tahun, keponakannya.

Timbunan tanah itu mengubur 36 penduduk Dusun Mogol Ledoksari. Mereka tinggal di rumah-rumah yang paling…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?