Gunung Lendir Di Tanjung Priok

Edisi: 45/36 / Tanggal : 2008-01-06 / Halaman : 28 / Rubrik : NAS / Penulis : Dhyatmika, Wahyu, ,


KETIKA pintu kontainer putih itu dibuka, bau menyengat langsung menusuk hidung—campuran antara aroma langu dan bau karet basah. Lima menit saja berdiri di dekatnya, isi perut bisa terkuras keluar.

Tumpukan itu lebih dari sekadar sampah. Bubur lateks basah, bercampur kondom yang sudah terurai, terserak tanpa pembungkus. Alat kontrasepsi itu kusam dan lengket satu sama lain. Rupa-rupa warnanya: putih, biru, merah, dan kuning. Ukurannya lebih besar dari kondom kebanyakan. Tak jelas, apakah memang kondom itu berukuran jumbo atau karena telah melar karena cuaca.

Teronggok di pelataran Terminal Kontainer Internasional Jakarta, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, berat barang yang telah lendir berair itu tak tanggung-tanggung: 26 ton!

Adalah aparat Bea dan Cukai yang menahan barang impor itu pada akhir November lalu. Langkah itu diambil berdasarkan laporan petugas intelijen di lapangan. Dua pekan lalu temuan sampah itu diumumkan. ”Ini sebenarnya tindakan preventif,” kata Agung Kuswandono, Kepala Kantor Bea dan Cukai Tanjung Priok. ”Kami khawatir isi kontainer ini mengandung kuman dan bakteri yang berbahaya,” katanya.

Pada saat membuka kontainer itu, Agung mengajak petugas Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri. Dua sampel kondom langsung dibawa untuk diuji di laboratorium. ”Kami sekarang menunggu hasil uji…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?