Bermain Api Di Takengon

Edisi: 03/37 / Tanggal : 2008-03-16 / Halaman : 26 / Rubrik : NAS / Penulis : Patria, Nezar, Saleh, Maimun ,


AWALNYA adalah Bedul alias Abdul Razak. Pria 30 tahun itulah yang datang membawa proposal berujung sengit. Dia anggota Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Linge, Aceh Tengah. Komite itu wadah bekas tentara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) setelah perdamaian Aceh diteken tiga tahun silam.

Selepas perang, Bedul tak punya keterampilan. Dia dan kawan-kawan seperjuangan lantas melirik terminal bus di Takengon. Pikirnya, kalau ”dikelola” baik, tentu tempat itu bisa jadi kolam rezeki. Apalagi, setelah damai, mereka belum punya pekerjaan tetap. Lalu, Bedul pun menyusun struktur pengelolaan terminal itu. Tentu, sifatnya tak resmi.

Meski membangun organ informal, Bedul serius juga. Struktur baru itu dibagikan ke para sopir, bahwa ada ”bos” baru di terminal itu. Tembusannya pun dikirimkan ke Dinas Perhubungan setempat. Tak lupa selembar buat Bupati Aceh Tengah.

Rupanya, ulah Bedul itu membuat para ”penguasa” lama terminal panas hati. Mereka adalah Ikatan Pemuda Terminal alias IPT. Di tempat itu, Ikatan sudah bercokol sejak 1978. Belakangan, urusan rupanya tak semudah perkara terminal belaka.

Ketika Aceh dalam keadaan perang, IPT adalah organ yang mendukung misi Pembela Tanah Air (Peta) atau front aksi melawan separatisme. Front ini pula yang rajin memburu anggota GAM di kampung-kampung. Ada yang ditangkap, ada pula yang dibujuk agar menyerah. Tentu, TNI pada waktu itu mendukung mereka dengan sukacita karena sejalan dengan misi menghancurkan pemberontakan.

Soal hubungan IPT dengan Peta itu pun sangat kentara. Ketua IPT, Muhammad Sanen, misalnya. Lelaki itu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?