Perang Paman Melawan Keponakan

Edisi: 07/37 / Tanggal : 2008-04-13 / Halaman : 27 / Rubrik : NAS / Penulis : Manggut, Wenseslaus, Titiyoga, Gabriel, Sinta


TUJUH puluh orang itu datang menumpang tiga bus Metromini. Mereka memakai rompi berwarna hijau bertulisan ”PKB Berbaur, Bekerja, dan Berbagi untuk Rakyat”. Tiba di Kalibata, Jakarta Timur, Jumat pekan lalu itu, mereka langsung tumplek di ruang rapat.

Di situ Muhaimin Iskandar, Ketua Dewan Tanfidz Partai Kebangkitan Bangsa, sudah menunggu. Di hadapan massa pendukungnya itu, dia menegaskan, ”Saya tidak akan mundur selangkah pun.” Muhaimin memastikan dia masih menduduki jabatan ketua partai.

Muhaimin mengklaim disokong banyak kiai dan pengurus daerah. Para kiai, kata Muhaimin, memintanya bertahan di kursi ketua. Setelah satu jam mendengarkan ceramah, para penyokong itu pulang menjelang petang.

Muhaimin didesak mundur oleh rapat pleno Dewan Syura dan Dewan Tanfidz PKB, Rabu dua pekan lalu. Dari 28 pengurus pusat yang ikut rapat, 20 orang mendesak Muhaimin segera meninggalkan Kalibata, tempat partai berlambang bintang sembilan itu berpusat.

Desakan mundur kepada Ketua Dewan Tanfidz itu adalah puncak dari kisruh internal di lingkaran elite partai ini: Abdurrahman Wahid alias Gus Dur versus Muhaimin. Gus Dur, yang juga paman Muhaimin, menilai keponakannya itu tidak pantas lagi menjadi pemimpin.

Di mata Gus Dur, daftar kesalahan Muhaimin sudah mengular. Dari gagal mengatur organisasi, bermain mata dengan pemerintah, berambisi menjadi wakil presiden 2009,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?