Dan Kisah Sedih Bantuan Asing

Edisi: 50/12 / Tanggal : 1983-02-12 / Halaman : 45 / Rubrik : SEL / Penulis :


BANGLADESH di anak -- benua India, luasnya kurang lebih sama dengan Pulau Jawa tapi penduduknya 90 juta jiwa. Memisahkan diri dari Pakistan setelah perang yang ganas sepuluh tahun yang lalu, negara ini telah menyedot bantuan bernilai milyaran dollar yang diberikan pemerintah dan organisasi bantuan swasta dari lusinan negara Barat.

Seluruhnya hampir US$ 11 milyar bantuan luar negeri yang diterimanya sejak memerdekakan diri. Dari Amerika Serikat saja US$ 1,8 milyar -- dan sebagian besar berupa bahan pangan. Aneh memang, Bangladesh yang letaknya di delta subur tempat bertemunya tiga sungai besar -- Gangga, Brahmaputra dan Meghan -- merupakan negara penerima bantuan pangan terbesar di dunia.

Hampir 90% bantuan luar negeri itu adalah untuk biaya anggaran pembangunan, dan kurang lebih sepersepuluh dari pendapatan nasional kotornya (GNP) per tahun. Untuk mengurus penyaluran bantuan yang sangat besar ini, di Ibukota Dakka terdapat sekitar 10.000 pegawai "lembaga-lembaga bahtuan," orang-orang asing yang tinggal dan berkantor di daerah elite.

Besarnya jumlah bantuan dan banyaknya petugas yang mengurusnya telah menarik perhatian wartawan Ann Crittenden dari majalah (edisi minggu harian) The New York Times. Ia menganggap Bangladesh tempat paling ideal untuk mengamati pengaruh bantuan luar negeri itu sebagaimana disalurkan sekarang. Karena jika di berbagai bagian Dunia Ketiga bantuan ekonomi dapat mengurangi parahnya kemiskinan dan mendorong pertumbuhan ekonami, di negara muda ini terdapat bukti bahwa dalam banyak hal bantuan itu telah menghambat pembangunan, demikian tulisnya.

Bagi Crittenden semakin jelas, bahwa apabila pemerintah bersifat korup atau tak acuh terhadap kondisi hidup sebagian besar rakyatnya, bantuan luar negeri mungkin tidak hanya gagal mengurangi kemiskinan, tetapi bisa menunjang sistem yang terus mengalirkannya.

Dibandingkan dengan Taiwan yang makmur, tanah subur yang tersedia untuk per kapita penduduk lebih luas di Bangladesh. Tapi kenapa negeri ini tetap saja kekurangan pangan dan rakyatnya miskin? Hal-hal inilah yang merangsang berbagai pertanyaan, tidak saja tentang pemerintah yang berkuasa, tapi juga: apakah bantuan luar negeri selama sepuluh tahun itu benar-benar bermanfaat.

Dalam hal bantuan pangan, misalnya, dari Amerika Serikat saja Bangladesh menerima tidak kurang dari 5,5 juta metrik ton gandum dan minyak goreng sejak tahun 1971. Dan di saat Amerika makin tak sabar menghadapi antrenya permintaan bantuan dari Dunia Ketiga -- sedang dalam negeri sendiri dihadapkan pada kesulitan ekonomi -- perkembangan ini tentu merupakan beban tambahan.

Banyak kaum politisi berpendapat, bartuan luar negeri hanyalah bentuk halus dari penjajahan ekonomi, sementara kaum konservatif di pihak lain beranggapan, kalau mau beramal utamakanlah negeri sendiri dulu. Imbalan yang diterima AS dari bantuan luar negerinya ialah semakin banyak yang minta bantuan, dan di PBB AS makin dikecam, demikian kaum konservatif. Keadaan kontroversial ini menghasilkan turunnya persentase pendapatan pemerintah AS yang disumbangkan untuk bantuan luar negeri -- dari 0,31 persen tahun 1970 menjadi (,2.5% sekarang ini.

Sering dikemukakan, prestasi paling menonjol dari bantuan luar negeri tercapai di Pakistan dan India. Selama bertahun-tahun, bantuan luar negeri di bidang pertanian kedua negara itu dalam beberapa tahun belakangan ini menunjukkan hasil panen yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Bantuan pertanian kepada Bangladesh pun berhasil meningkatkan produksi pangan dan tingkat hidup jutaan rakyatnya di pedesaan. Beberapa tahun yang lalu produksi pangannya telah melampaui laju pertumbuhan penduduk dan penderita kelaparan berkurang. Karena kemarau yang parah, panen 1982 sangat mengecewakan.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…