Nyanyian Pedih Sungai Rokan

Edisi: 09/37 / Tanggal : 2008-04-27 / Halaman : 61 / Rubrik : IMZ / Penulis : Febrianti, ,


Sungai Rokan adalah salah satu kekayaan Riau. Dulu, ikan arwana juga mudah didapat. Dulu, pinggirnya ditumbuhi hutan lebat dan menjadi lokasi candi. Di kawasan itu berkembang tarekat Naqsyabandiyah yang dulu disebarkan Syekh Abdul Wahab Rokan. Tapi Rokan adalah dunia yang berubah. Wartawan Tempo, Febrianti, yang mengikuti ekspedisi menyusuri ratusan kilometer Sungai Rokan pada 22-25 Maret 2008, menyaksikan warga lokal dengan telepon seluler di mana-mana, juga hutan-hutan gundul karena pembalakan liar di sepanjang sungai. Berikut ini adalah tulisan-tulisan hasil pengamatan selintasnya untuk Anda.

Saat itu pukul tiga pagi. Kami terapung-apung di tengah hutan rawa. Tiga jam perjalanan menyusuri Sungai Rokan bagian hilir, tiba-tiba perahu mesin yang saya tumpangi mogok karena tali radiator terlepas. Kami terapung jauh dari perkampungan. Hanya terdengar suara burung-burung rawa yang bersahutan dengan kerik ratusan serangga malam.

Agak menyeramkan. Kami sempat melihat punggung buaya yang berenang. Rokan bagian hilir ini terkenal akan buayanya. Setiap tahun selalu ada buaya yang memangsa manusia. Bahkan seminggu lalu ada perempuan Batak yang baru datang dari Sumatera Utara dicaplok ketika sedang menggosok gigi waktu senja di tepi Rokan. Saat ini penduduk sedang mencari buaya itu. Buaya juga kerap mengintai kaki anak-anak yang belajar berenang di tepian.

Hari itu saya ikut ekspedisi kebudayaan menembus pedalaman melayari Sungai Rokan dari hilir ke hulu di Riau yang diadakan Universitas Negeri Riau bersama Yayasan Bandar Serai dan Yayasan Garasi Bumi Pekanbaru. Saya bersama dua orang anggota tim plus seorang juru masak menggunakan perahu bekas nelayan penangkap ikan yang disebut pongpong.

Perjalanan dimulai dari tepian Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, sebuah dermaga lama yang telah tak dipakai. Perahu mulai bergerak pukul lima sore menempuh Sungai Rokan yang kecokelatan dengan lebar sekitar 500 meter.

Sungai Rokan yang berkelok-kelok awalnya agak membingungkan karena dalam waktu dua jam perjalanan telah mengubah letak matahari senja. Ketika awal berangkat matahari ada di sisi kanan perahu, lalu pindah ke depan, dan akhirnya menjelang malam pindah ke sisi kiri…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…