Warisan Syekh Abdul Wahab Rokan

Edisi: 09/37 / Tanggal : 2008-04-27 / Halaman : 68 / Rubrik : IMZ / Penulis : Febrianti, ,


Puja-puji salawat Nabi kini memenuhi atmosfer Kampung Rantau Bais di tepian Rokan. Suara laki-laki melantunkan salawat Taharum dari rumah suluk khusus untuk menjaga waktu salat.

Rumah suluk Rantau Bais siang itu ramai tidak seperti biasanya. Di halaman rumah suluk, ibu-ibu sibuk memasak. Ada yang mengaduk rendang daging kambing atau membuat sup kambing dan gulai nangka. Seusai salat, sebuah pesta kenduri akan dilangsungkan. Makan-makan bersama itu untuk mengakhiri kegiatan suluk yang berlangsung selama sepuluh hari. Suluk yang dilangsungkan kali ini untuk memperingati maulid Nabi Besar Muhammad SAW.

”Nanti ikut kenduri suluk kaki, jangan sampai tidak datang,” Ibu Armi, tuan rumah, berpesan. Ia adalah istri Khalifah Ruslan Muhammad Khotib, yang menjadi mursyid atau guru di rumah suluk itu. Suluk sudah menjadi tradisi yang berkembang subur di perkampungan di tepian Sungai Rokan. Setiap kampung memiliki lebih dari tiga rumah suluk. Tidak salah bila Rokan dijuluki Negeri dengan Seribu Rumah Suluk, karena ada lebih dari seratus kampung di tepi Sungai Rokan.

Yang membawa suluk ke Sungai Rokan adalah Syekh Abdul Wahab Rokan seabad yang lalu. Ia lahir…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…