Menengok Jantung Karang Dunia

Edisi: 14/37 / Tanggal : 2008-06-01 / Halaman : 71 / Rubrik : IMZ / Penulis : Adityo, Dimas, Kesuma, Rully ,


KEPULAUAN Wakatobi di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah ”pusat segi tiga karang dunia”. Kawasan ini memiliki area terumbu karang yang sangat luas, 90 ribu hektare. Angka keaneka­ragaman biota laut perairan ini tertinggi di dunia: 942 spesies ikan dan 750 spesies karang dari 850 spesies yang ada di muka bumi ada di perairan ini.

Tapi ada ”ancaman” di kepulauan yang dulu bernama Kepulauan Tukang Besi itu. Dulu, di Wakatobi terdapat 30 area pemijahan ikan alami. Pada 2003 jumlahnya menyusut tinggal 12 karena penangkapan ikan berlebihan atau over-fishing. Tahun lalu jumlah ini melorot lagi tinggal empat, dengan satu lokasi dalam keadaan kolaps.

Pertengahan April lalu wartawan Tempo, Dimas Adityo, dan fotografer Rully Kesuma bergabung dalam sebuah ekspedisi untuk menengok kawasan tersebut. Berikut ini catatan perjalanan itu.

WAKATOBI. Kawasan kepulauan di dekat Pulau Buton ini disebut-sebut sebagai ”jantung karang dunia”. Di perairan itu memang muncul sebuah keajaiban alam. Sebuah gugusan pulau karang membentang sekitar 48 kilometer, dengan luas 90 ribu hektare, yang menjadikannya karang terpanjang di dunia.

Di situlah para penyelam internasional bersaksi, di dasar lautnya terdapat panorama terumbu karang yang paling cantik, penuh keanekaragaman ikan yang tak ada duanya di dunia, bahkan dibanding Karibia. Dengan snorkeling sebentar, kita akan dapat menemui barracuda, ikan badut, dan kuda laut.

Dan siang itu—dalam perjalanan menuju ”surga” tersebut—kapal motor yang saya tumpangi pontang-panting digoyang ombak keras Laut Banda. Perjalanan ditempuh dari Kendari, ibu kota Sulawesi Tenggara. Dengan perahu cepat itu, Kendari ke Wangi-Wangi, salah satu pulau di sana, biasanya ditempuh tiga setengah jam. Namun, ombak ganas hari itu membuat perjalanan kami memakan waktu delapan jam.

Nama Wakatobi diambil dari singkatan empat pulau utama: Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Pertengahan April lalu itu, bersama rekan fotografer Tempo, saya bergabung dalam sebuah ekspedisi mengeksplorasi potensi wisata Wakatobi. Acara ini diadakan Pemerintah Kabupaten Wakatobi, diikuti sejumlah wartawan dari Jakarta dan lokal. Kami bermaksud mengunjungi keempat pulau tersebut.

Sejak 1996, pemerintah meresmikan perairan Wakatobi menjadi Taman Nasional Wakatobi. Sebuah keputusan yang saya kira tepat, karena sebagaimana hasil penelitian Operation Wallacea, sebuah lembaga penelitian yang berpusat di Inggris: Wakatobi mempunyai angka tertinggi di dunia untuk keanekaragaman biota lautnya. Lembaga ini mencatat ada 942 spesies ikan hidup di sini.

Di Wakatobi juga terdapat 750 spesies karang dari 850 spesies yang ada di muka bumi. Bandingkan dengan dua pusat terumbu karang lain di dunia. Laut Merah yang hanya mempunyai 300 spesies, sedangkan Laut Karibia hanya 50 spesies.

Pulau-pulaunya juga menyimpan keunikan. Di situ misalnya ada perkampungan para ”petualang laut” terkenal suku Bajo. Di beberapa tempat juga terdapat peninggalan sejarah—kejayaan kekuasaan Kesultanan Buton.

l l l

Kami akhirnya mendarat di Wangi-Wangi, pulau terbesar dengan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…