Duit Hutan Untuk Komisi Hutan

Edisi: 23/37 / Tanggal : 2008-08-03 / Halaman : 30 / Rubrik : NAS / Penulis : Dhyatmika, Wahyu, Irmawati, Widiastuti, Rina


HETTY Koes Endang menepuk pundak lelaki itu, lalu mengelusnya perlahan, ”Istirahat ya, Pa. Tidur ya,” kata biduan kondang itu lembut. Si lelaki, suaminya, mengangguk lemah, lalu menghilang di balik jeruji besi ruang tahanan Kepolisian Resor Jakarta Pusat, Jalan Kramat Raya.

Kamis pekan lalu, suami Hetty, anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Yusuf Emir Faishal, 49 tahun, memasuki minggu keduanya sebagai tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi. Hari itu Hetty baru saja mengantar beberapa kerabatnya menjenguk Yusuf. Mereka membawa oleh-oleh satu parsel buah-buahan. Tapi tak sebiji pun dibawa Yusuf masuk selnya.

Meski berusaha ramah kepada tamu-tamunya, pasangan Yusuf-Hetty tampak gundah. Yusuf tak bisa menyembunyikan kemurungannya. Matanya sayu. Melihat Tempo, dia hanya mengangsurkan tangan, mengajak bersalaman, lalu berpaling. Jabatan tangannya tak bertenaga. ”Jangan dulu. Belum saatnya kami berkomentar,” kata Hetty cepat setelah suaminya masuk sel.

Yusuf ditahan dengan tuduhan menerima uang suap dari Chandra Antonio, pengusaha dari Sumatera Selatan. Sejak akhir 2006 sampai pertengahan 2007, Yusuf dan satu anggota parlemen lain, Sarjan Taher (Fraksi Partai Demokrat), disangka menerima duit haram Rp 5 miliar sebagai imbalan menyetujui permohonan alih fungsi 600 hektare hutan lindung di kawasan Tanjung Api-api, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Sarjan sudah ditahan sejak pertengahan Mei lalu.

PT Chandratex Indo Artha, perusahaan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?