Walau Mbah Tardjo Berkursi Roda

Edisi: 23/37 / Tanggal : 2008-08-03 / Halaman : 32 / Rubrik : NAS / Penulis : Riza, Budi, Widiastuti, Rina, Irmawati


POLITIK itu tidak mengenal batas umur,” katanya setengah berteriak sambil sesekali mengisap rokok putih. Itulah sebabnya Soetardjo Soerjogoeritno, 74 tahun, masih ingin berpolitik dan tetap berkantor di Senayan, Jakarta. Beda kantornya cuma beberapa langkah. Seusai bertugas sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat kelak, Mbah Tardjo, begitu dia biasa disapa, berharap bisa masuk kandang Dewan Perwakilan Daerah.

Tak jadi soal walau kini si Mbah dalam keseharian bergantung pada kursi roda yang selalu siaga di sisi sofa rumah dinasnya di Jalan Denpasar, Jakarta Selatan. ”Yang bilang saya ini politikus gaek itu kurang ajar,” katanya lagi. Saat ditemui Tempo pekan lalu, dia mengenakan piyama biru dan sarung kota-kotak cokelat. Ketika rokoknya terjatuh, seorang asisten bergegas mencomotnya dari karpet, lantas menyalakan yang baru.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?