Penerjemah Gagasan Masif

Edisi: 29/37 / Tanggal : 2008-09-14 / Halaman : 58 / Rubrik : IMZ / Penulis : , ,


SUATU pagi, di awal 1962. Dua sobat lama sesama insinyur berbincang selesa sembari sarapan di Istana Negara: Soekarno dan Roosseno. Mereka membahas rencana promosi doctor honoris causa di Institut Teknologi Bandung. Promovendusnya siapa lagi, kalau bukan Soekarno—Presiden Republik ketika itu.

”Mas, nanti akan disampaikan sepuluh hal pertimbangan pemberian gelar dan empat kesimpulan,” kata Roosseno kepada sahabat yang biasa dipanggilnya ”Mas Karno” itu. ”Sik, Roos. Itu nanti sebut keras-keras di Bandung saja. Sekarang mangan dhisik,” kata Soekarno, sambil menikmati daun kosambi kegemarannya yang dipetik dari halaman Istana.

Sambil terus mengunyah, Soekarno menimpali, ”Sing penting urutannya tidak keliru.” Roosseno, ketika itu guru besar Institut Teknologi Bandung, hanya diam memandangi.

Pada 27 Januari 1962, Soekarno pun dianugerahi gelar doktor oleh almamaternya. Roosseno, sebagai promotor, menguraikan alasan pemberian gelar akademik kehormatan itu di depan senat guru besar. ”Seluruh rakyat dan kaum teknisi haruslah berterima kasih mempunyai pemimpin negara yang berpendidikan dan berbakat tinggi sebagai insinyur arsitek,” katanya.

Ada enam jasa Soekarno yang dianggap membuat dia layak diberi gelar doctor honoris causa. Pertama, pembangunan Gedung Pola, tempat mempertontonkan Cetak Biru Pembangunan Semesta Berencana kepada masyarakat. Garis besar fungsi bangunan itu dirancang oleh Soekarno dan diwujudkan oleh arsitek Friedrich Silaban.

Kedua, pembangunan kompleks Asian Games, kompleks olahraga terbagus di Asia pada masa itu. Kemudian pembangunan Hotel Indonesia, pembuatan Jalan Jakarta-Bypass, serta pembangunan Masjid Istiqlal dan Monumen Nasional. ”Dengan menyaksikan perubahan-perubahan di negara kita atas pimpinan Saudara, politisi luar negara akan menyatakan: there…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…