Sabuk Roosseno di Borobudur

Edisi: 29/37 / Tanggal : 2008-09-14 / Halaman : 62 / Rubrik : IMZ / Penulis : , ,


GEMPA yang mengguncang Yogyakarta, 27 Mei 2006, sempat membuat khawatir Marsis Soetopo, Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur. Lindu dengan kekuatan 6,2 pada skala Richter itu melibas Bantul dan sekitarnya. Candi Prambanan sempat berguguran.

Marsis, yang segera memeriksa cagar budaya Borobudur, lega menemukan candi itu tegak berdiri. ”Konstruksi candi masih cukup kukuh,” katanya kepada Heru C.N. dari Tempo. Semula, Marsis sempat mengkhawatirkan bukit penyangga candi longsor terkena gempa.

Borobudur, yang dipugar selama 10 tahun (1973-1983), ternyata telah dirancang tahan gempa oleh Roosseno, yang kala itu bersama guru besar arkeologi Universitas Indonesia, Profesor Dr Soekmono, memimpin pemugaran. Ada dua rancangan Roosseno yang membuat candi itu kukuh.

Pertama, talud penahan longsor yang melingkari bukit tempat Borobudur berdiri—yang kemudian dikenal sebagai ”Sabuk Roosseno”. Kedua, pelat-pelat beton di dalam tubuh candi, yang dulu dipasang bersamaan dengan penyusunan kembali batu-batu candi. ”Pelat-pelat itu dimaksudkan membuat tubuh candi bisa bertahan hingga ratusan tahun,” Marsis menjelaskan.

Tak banyak yang tahu, rancangan struktur Borobudur yang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…