Bajak Laut, Jejak Zaman yang Hilang
Edisi: 30/37 / Tanggal : 2008-09-21 / Halaman : 59 / Rubrik : IMZ / Penulis : J.J. Rizal, ,
DENGAN kapal mereka yang ramping dan gesit, para perompak menjelajah hampir setiap titik perairan Asia Tenggara. Gambaran tentang mereka sama sekali tidak indah: brutal, selalu akrab dengan kekerasan tatkala menunaikan tugas di laut lepas Selat Malaka.
Buku-buku sejarah bercerita tentang kerajaan di sepanjang Selat Malaka, Siak Sri Indrapura, Samudra Pasai, Malakaâdan masih banyak lagiâyang berkembang, berjaya, lantas terkubur. Kerajaan-kerajaan itu berakhir sudah, tapi para bajak laut terus hidup hingga kini. Kecuali satu masa, ketika kekuatan kolonial Inggris dan Belanda menggunakan mesin uap yang bergerak cepat dan memberantas mereka pada abad ke-19.
Sebenarnya, bajak laut lebih dari sekadar cerita kriminal. Ada yang beraksi dengan motif politik terhormat: memerangi kekuatan kolonial. Ada semangat antipenjajah yang menggerakkan mereka.
BAJAK LAUT. Tentu saja, banyak orang menganggap bajak laut itu doyan kekerasan, juga jahat bukan main. Lihat saja bukti sejarah yang berserakan. Di Asia Tenggara dan Nusantara berita mengenai bajak laut dapat dilacak sampai pada masa awal sejarah. Fa-Hsien dalam perjalanannya pulang dari India ke negeri Cina (413-414) mengatakan âlaut (Asia Tenggara) penuh dengan bajak laut, barang siapa ketemu dengan mereka akan menemui ajalnyaâ. Lebih khusus lagi berita Chia-tan (785-805) menyebut bahwa âpenduduk Kerajaan Ko-ko-seng-chih yang terletak di sebuah pulau di sebelah barat laut Kerajaan Fo-shih (Sriwijaya) sebagian besar adalah bajak laut, sebab itu penumpang jung sangat takutâ.
Pada abad ke-12 dilaporkan bahwa Fo-lo-an, sebuah kerajaan yang tunduk kepada Fo-shih, berhasil menangkis serangan jahat bajak laut. Dikatakan bahwa bajak laut itu dipukul mundur oleh angin yang dipercaya âadalah karena pengaruh sang Buddhaâ.
Saat itu ada beberapa tempat di Asia Tenggara yang ditakuti pelaut Cina, yaitu negeri Sha-hua-kung, yang penduduknya âmempunyai kebiasaan untuk turun ke laut dan merampok, orang yang ditangkap dijual ke Sho-poâ. Juga beberapa pulau yang didiami perampok ganas, Malo-nu. Mereka ini menangkap orang yang kapalnya karam, âmembakar mereka di atas api dengan jepitan dan memakannyaâ.
Pada kira-kira tahun 1330-1340, menurut Wang Ta-yuan, terdapat bajak laut di Lung-ya-men. Mereka ini penjaga jalur pelayaran di sekitar Selat Singapura. Di samping itu Ibn-Batutah melaporkan bahwa ketika kapalnya tiba di Qaqullah, sejumlah perahu sedang mengadakan persiapan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…