Zakat Maut Di Gang Pepaya
Edisi: 31/37 / Tanggal : 2008-09-28 / Halaman : 40 / Rubrik : NAS / Penulis : Zed Abidin, Abdi Purmono, Dini Mawuntyas
SANDAL jepit berdebu tampak berhamburan di halaman Musala Raudhatul Jannah di Gang Pepaya, Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, Kelurahan Purutrejo. Sandal yang pasangannya tak keruan ini adalah milik ribuan warga yang Senin pekan lalu berbondong-bondong ke gang selebar tiga meter itu.
Mereka datang untuk berebut zakat dari Haji Syaikhon Fikri, 57 tahun, dermawan dan orang terkaya di Kelurahan Purutrejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur. Sayangnya, acara di rumah saudagar kulit sapi itu berakhir pilu: 21 perempuan tewas dan belasan cedera karena terinjak-terinjak massa.
âSaya menyesal membiarkan istri saya ke sana,â kata Subandi, 47 tahun, warga Kelurahan Kepel, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan. Fatimah rupanya ngotot berangkat bersama Sufiatun, menantunya, untuk antre zakat Rp 30 ribu. âSaya akhirnya mengalah dan mengantarkannya,â kata Subandi, penarik becak.
Menjelang sore, ia terkejut mendapat kabar Fatimah dan Sufiatun meninggal. Ia kebut becaknya ke Gang Pepaya, yang saat itu sudah dikerumuni ribuan manusia. Karena tak menjumÂpai istrinya, Subandi mengarahkan becaknya ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr Raden Soedarsono.
Tak ada Fatimah di sana. Subandi pulang dengan perasaan tak keruan. Firasat buruk melintas dalam pikirannya. Benar: selepas asar, sebuah ambulans berhenti di halaman musala…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?