Lakon Ketoprak Untuk Sri Sultan

Edisi: 33/37 / Tanggal : 2008-10-12 / Halaman : 23 / Rubrik : NAS / Penulis : Budi Riza, Heru C.N, M. Saifullah


DI atas podium, lelaki itu tampak tenang. Mengenakan baju safari cokelat muda, Subardi, 55 tahun, anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, membacakan dua lembar pernyataan sikap.

Tapi, sampai di butir ketiga, suaranya ngadat. ”Enggak ada terusannya, mohon maaf. Lembar berikutnya tidak tercetak,” katanya tersipu. Anggota Dewan lainnya cekikikan. Tak lama kemudian, ia turun panggung, lalu duduk tak jauh dari kursi Gusti Kanjeng Ratu Hemas, istri Sultan Hamengku Buwono X, yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah.

”Kecelakaan” ketika dibacakan, isi pernyataan itu sesungguhnya serius. Empat senator asal Yogyakarta yang membuat pernyataan itu meminta pemerintah membuat payung hukum untuk mengantisipasi berakhirnya masa jabatan Gubernur Yogyakarta pada 9 Oktober. Saat ini Gubernur Yogyakarta dijabat Sultan Hamengku Buwono X, dengan wakil Sri Paduka Paku Alam IX. Intinya, keempat senator, termasuk Ratu Hemas, ingin jabatan Gubernur Yogyakarta tetap otomatis dipegang Sultan—tanpa pemilu seperti di daerah lain.

Sikap ini sesungguhnya berbeda dengan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?