Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Erry Firmansyah: Nalar Investor Harus Kembali

Edisi: 35/37 / Tanggal : 2008-10-26 / Halaman : 124 / Rubrik : EB / Penulis : Padjar Iswara, Amandra Mustika Megarani, Ari Astri


Tahun ini indeks Bursa Efek Indonesia akan sulit mengulang prestasi 2007, yang naik 51,74 persen ke level 2.739,704, terbaik kedua di dunia, setelah Cina. Gelombang krisis finansial di Amerika Serikat yang telah merontokkan raksasa keuangan global ikut menekan Indonesia. Pada 6 dan 8 Oktober lalu, indeks saham nasional terjungkal 20,6 persen—penurunan paling tajam dalam 25 tahun terakhir—menjadi 1.451,669, dan terpaksa diliburkan selama dua hari. Ini juga menjadi sejarah di Indonesia. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Erry Firmansyah menjelaskan hal itu kepada Padjar Iswara, Amandra Mustika Megarani, dan Ari Astri dari Tempo pekan lalu di Jakarta.

Bursa Efek Indonesia anjlok tajam dalam dua hari. Apa yang terjadi?

Saat kita libur Lebaran, ada kejadian di Amerika yang di luar perkiraan banyak orang. Kongres menolak dana talangan (bailout) US$ 700 miliar. Terjadi kepanikan. Orang lalu lari dari capital market. Indeks saham global…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…