Gamang di Washington, Agresi di Afganistan

Edisi: 36/37 / Tanggal : 2008-11-02 / Halaman : 121 / Rubrik : INT / Penulis : Angela Dewi, ,


PERBINCANGAN dua sahabat di awal musim panas 2008 itu berlangsung sengit. Apalagi ketika pembicaraan sampai pada topik menyesakkan: Afganistan. Kali ini Colin Powell—mantan menteri luar negeri dan kepala staf gabungan militer Amerika Serikat—tidak dapat menyembunyikan rasa gundahnya. Lebih-lebih setelah sang sohib, John McCain, tak bisa ”membaca” perubahan pada air mukanya, dan tetap pantang mundur dengan pertanyaan militeristis: bagaimana cara memenangi pertempuran di Afganistan.

Persahabatan Powell-McCain yang sudah berlangsung 20 tahun memang tak terputus gara-gara pembicaraan itu. Tapi Powell setelah itu membuat langkah mengejutkan banyak orang separtai mereka. Pekan lalu, ia mengumumkan dukungannya kepada Barack Obama, pesaing John McCain, dari Partai Demokrat. Demikianlah Powell dalam jumpa pers yang cukup mengejutkan, Kamis pekan lalu.

Perang di Afganistan memang tak berakhir dengan tumbangnya rezim Taliban pada 2001. Bahkan, dalam pelbagai kampanyenya, McCain berjanji akan menambahkan tiga brigade lagi ke Afganistan jika ia terpilih nanti. Simaklah ketegangan di Distrik Maiwand di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…