Antara Rumah Pont dan Pacet

Edisi: 49/37 / Tanggal : 2009-02-01 / Halaman : 78 / Rubrik : IMZ / Penulis : Dwidjo Maksum, Yekthi Hesthi Murthi,


RUMAH bergaya limas berukuran sekitar 16 x 20 meter itu masih tampak megah kendati usianya sudah hampir seratus tahun. Ada dua daun pintu dari kayu jati, dan jendela berukuran sekitar 1 x 2 meter, yang menghubungkannya dengan dunia luar.

Kini rumah itu salah satu alternatif lokasi Pusat Informasi Majapahit. Tapi dulu sang rumah disewa oleh Henri Maclaine Pont, arsitek Belanda kelahiran Meester Cornelis (Jatinegara). Ia kritis terhadap kebijakan pemerintah kolonial. Dialah yang membangun Technische Hoogeschool Bandung (sekarang Institut Teknologi Bandung). Ia juga dikenal berminat pada arsitektur lokal.

Pada 1924, ketika bertugas di Surabaya sebagai penasihat jawatan kereta api, ia meluangkan waktu untuk meneliti reruntuhan Majapahit. Dan di rumah itulah ia tinggal, mulai mempelajari Negarakertagama, bahkan kemudian menggali…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…