Sikerei yang Masih Jadi Andalan

Edisi: 05/38 / Tanggal : 2009-03-29 / Halaman : 56 / Rubrik : IMZ / Penulis : Febrianti, ,


DI beranda rumah, tiga orang sikerei duduk mencangkung mengelilingi sepiring nasi yang dicampur beberapa batang dedaunan sebagai sesajian. Tangan mereka memainkan lonceng yang menjadi pengiring lagu lirih yang dinyanyikan untuk memanggil roh leluhur.

Ketiganya mengenakan atribut sikerei seperti hiasan kepala dari rangkaian manik-manik, bulu burung dan bunga, kalung manik yang dirangkai dengan cermin, gelang manik dan kabit dari kain merah pengganti celana. Mereka telanjang dada, namun sekujur tubuhnya berhias tato Mentawai yang indah.

Di dekat sikerei, duduk sang pasien, Markus Sabailati, 39 tahun, kepala Dusun Salappak, Pulau Siberut. Sudah seminggu Pak Kepala Dusun mengeluhkan demamnya yang tak kunjung sembuh, ditambah penyakit ikutan lainnya, sakit pinggang dan sakit perut. Tidak tanggung-tanggung, ia memanggil tiga sikerei, sebutan untuk dukun ahli pengobatan yang ada di Salappak.

”Tiap sikerei punya kepandaian masing-masing. Ada yang mahir mengobati demam, yang lain sakit pinggang, yang lain lagi mengobati sakit perut, dan yang paling penting menghilangkan penyakit yang disebabkan guna-guna atau gangguan roh,” kata Markus.

Menurut ”diagnosis” sikerei, penyakit Markus disebabkan oleh roh yang marah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…