Wan Habib Dan Sejumlah Tersangka

Edisi: 48/15 / Tanggal : 1986-01-25 / Halaman : 15 / Rubrik : NAS / Penulis :


SIAPA saja yang didakwa terlibat dalam pengeboman candi Borobudur dan bis Pemudi Express ? Beberapa di antara mereka saat ini tengah disidangkan di Pengadilan Negeri Malang. Antara lain:

HUSEIN ALI AL-HABSYI, 35 tahun.

Tiga minggu setelah lahir, ia sakit mata. Oleh ibunya, bayi itu diberi tetes mata yang lazim dipakai untuk orang dewasa. Akibatnya parah: Husein buta. Dokter umum dan dokter mata tak bisa menolongnya. Namun, kebutaan ini tak mengendurkan semangatnya. Dalam usia 15 tahun, anak muda kelahiran Ambon ini sudah berada di Bandung. Kemudian ia merantau di beberapa kota di Jawa, mengunjungi familinya, antara lain di Gresik, Surabaya, Bondowoso, Bangil, dan Jakarta.

Dalam sepuluhan tahun terakhir, pria berkulit bersih dan bercambang lebat ini tcrtarik soal agama. Ia kemudian berguru pada Husein Al-Habsyi -- biasa dipanggil Habib Husein--yang memimpin Yayasan ecndidikan Islam di Bondowoso, Ja-Tim. Tatkala pesantren itu pindah ke Bangil, Husein ikut pindah.

Di pesantren, ia diketahui tidak begitu tertarik bahasa Arab atau spesialisasi lain, seperti ilmu tafsir atau musthalahul hadits, dan lebih tertarik pada bidang tauhid dan pengaderan. Gaya bicaranya halus dan memikat. Dengan gaya itulah Husein kemudian muncul sebagai mubalig yang cukup berpengaruh. Salah seorang muridnya sampai bersedia menjadi "pengawal" yang menuntun Husein kemana-mana.

Empat tahun terakhir ini Husein menetap di Malang. Dari perkawinannya dengan Alwiyah, 30, gadis Kalimantan, Husein mempunyai empat anak. Ia tinggal di Kidul Pasar, Malang. Rumahnya menjadi tempat ceramahnya. Kebanyakan pendengarnya kalangan remaja "Peserta pengajian Jumatnya kebanyakan kalangan mahasiswa," kata Noor Hadi, ketua RT, tetangga Husein. Husein juga sering diundang berdakwah ke Surabaya, Bangil, dan Tulungagung.

Oleh penduduk Kidul Pasar, sikap Husein dianggap aneh. Setiap usai memberi ceramah pengajian dan diberi uang sekadarnya, ia selalu menolak. "Jangan kasih uang pada ulama, berikan saja pada orang miskin," katanya. Hubungannya dengan tetangganya cukup baik.

Walau Husein berceramah dengan halus, isinya dianggap panas. Husein mengharamkan gaji yang dibayar pemerintah karena dianggap berasal dari pajak maksiat, seperti dari perjudian dan pelacuran. Karena itu, istrinya, yang semula pegawai negeri, disuruhnya keluar. Dalam berbagai ceramahnya, berkali-kali ia menolak Pancasila sebagai asas tunggal, karena dianggapnya tidak sesuai dengan ajaran Islam. Ia juga mengartikan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dengan arti "banyak Tuhan".…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?