Nasib Tragis Pemberantasan Korupsi
Edisi: 32/38 / Tanggal : 2009-10-04 / Halaman : 110 / Rubrik : KL / Penulis : Zainal Arifin Mochtar
Kehidupan adalah perjuangan melawan lupa… (Milan Kundera) JIKA lembaran sejarah kehidupan lembaga pemberantas korupsi (maupun yang serupa dengannya) dibuka, ada fakta menarik perihal perjuangannya bertahan hidup. Lembaga-lembaga pemberantas korupsi cenderung berada pada langgam kehidupan yang sama: memiliki ketergantungan tinggi pada dasar kewenangan yang kuat dan iktikad (will) pelaku kekuasaan negara untuk melindungi. Ada kebutuhan akan platform yang kuat sebagai pijakan berdiri dan keharusan adanya payung kokoh yang melindungi. Tanpa keduanya, lembaga pemberantas korupsi dengan mudah terbunuh. Hingga saat ini, belum ada satu rezim pun yang menyematkan dua hal itu pada lembaga pemberantas korupsi. Mulai Panitia Retooling Aparatur Negara (Paran), Operasi Budhi, Komando Tertinggi Retooling Aparat Revolusi (Kontrar), Tim Pemberantas Korupsi (TPK), Komite Empat, Pangkopkamtib dengan Operasi Tertib (Opstib), Komisi Pengawas Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN), hingga Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK), semuanya hidup lalu…
Keywords: Zainal Arifin Mochtar, 
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…