Dwifungsi: Nasution, Soekarno, Soeharto

Edisi: 15/39 / Tanggal : 2010-06-13 / Halaman : 44 / Rubrik : KL / Penulis : Salim Said , ,


PENELITI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jaleswari Pramodhawardani, menulis, ”Tak sekali pun terlintas di benak Kepala Staf Angkatan Darat Mayor Jenderal A.H. Nasution bahwa konsep dwifungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia memberikan peluang ”tak terbatas” kepada angkatan bersenjata untuk terjun ke pemerintahan sipil di kemudian hari” (Tempo, 23 Mei 2010). Sebagai orang yang lama mempelajari buah pikiran serta tingkah laku politik Jenderal Nasution, saya sepakat dengan pendapat ini.

Saya akan mulai uraian ini dengan membandingkan dua jenderal yang memimpin TNI pada masa awal: Abdul Haris Nasution dan Tahi Bonar Simatupang. Berbeda dengan Jenderal T.B. Simatupang yang berwatak pemikir, Nasution adalah praktisi dan militer lapangan tulen. Karena bukan pemikir, dalam membuat konsep Nasution hanya memikirkan kebutuhan sesaat dengan tujuan menanggapi persoalan yang sedang dihadapi ketika itu. Cara ini biasanya tidak menghiraukan nasib jangka panjang konsep itu dan tidak memperhitungkan dinamika lingkungan dan waktu.

Sebagai seorang didikan Akademi Militer Belanda, pada dasarnya Nasution adalah penganut doktrin supremasi sipil. Itu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…