Hip-hop di Halaman Keraton

Edisi: 43/39 / Tanggal : 2010-12-26 / Halaman : 27 / Rubrik : NAS / Penulis : Sunudyantoro, Pito Agustin Rudiana, Bernada Rurit


SPANDUK dan poster bertebaran di Jalan Malioboro, jantung Kota Yogyakarta. Di antaranya dengan kata-kata yang mencolok: "Ora Melu Penetapan Minggat!" Panggung didirikan persis di depan teras depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Di situ ada baliho besar kuning bertulisan "Masyarakat Yogyakarta 100 Persen Mendukung Penetapan".

Undangan terbuka untuk menghadiri demonstrasi, Senin pekan lalu, itu dimuat dalam iklan setengah halaman di koran lokal Yogyakarta. Ribuan orang tiba sejak pagi. Mereka datang dari sejumlah wilayah di provinsi itu untuk menuntut agar Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam IX ditetapkan menjadi gubernur dan wakil gubernur. Demonstrasi itu, "Paling tidak diikuti 75 ribu orang," kata Eko Suwanto, koordinator lapangan aksi itu.

Pada hari yang sama, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menggelar rapat paripurna untuk membahas mekanisme pengisian Gubernur Yogyakarta. Dengan tekanan massa di luar gedung, enam dari tujuh fraksi berpendapat Sultan Hamengku Buwono yang bertakhta otomatis ditetapkan menjadi gubernur. Adapun Paku Alam menjadi wakil gubernur.

Hanya Fraksi Partai Demokrat yang berpendapat lain. Mereka mendukung Sultan Hamengku Buwono X sebagai gubernur dan Paku Alam IX sebagai wakil gubernur seumur hidup. Setelah kedua pimpinan mangkat, Partai Demokrat "patuh pada keputusan di tingkat nasional yang kelak dituangkan dalam Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta".

DPRD Yogyakarta selanjutnya menyerahkan hasil keputusan ini untuk dibawa ke Dewan Perwakilan Rakyat. "Akan kami kawal mati-matian di Jakarta," kata Yoeke Indra Agung Laksana, Ketua DPRD Yogyakarta.

Status keistimewaan Yogyakarta menimbulkan reaksi yang pro dan kontra setelah pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta. Ketika membuka rapat kabinet terbatas di Istana Presiden, Jakarta, Jumat akhir November…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?