Rintisan Sekolah Kelas Ekspres

Edisi: 06/40 / Tanggal : 2011-04-17 / Halaman : 39 / Rubrik : PDK / Penulis : Sapto Pradityo, Bernarda Rurit , Febrianti


LIDAH Angger Aprie mendadak kelu. Kalimat yang sudah berderet-deret disusun dalam kepala menguap begitu saja ketika dia berdiri di muka kelas. Rambutnya yang gondrong melewati bahu tak menutupi mukanya yang pias.

”Maaf, Sir, ulangi lagi, ya,” murid kelas IX SMA Kolese de Britto, Yogyakarta, itu memohon kepada guru bahasa Inggrisnya, Widi Nugroho. Sang guru yang berdiri di belakang kelas manggut-manggut. Dengan terbata-bata Angger melanjutkan bercerita tentang penyebab serangga dan laba-laba bermusuhan, dengan bahasa Inggris berlogat Jawa.

Setelah Angger bertutur, giliran Widi memberikan komentar. ”Intonasinya belum lancar, ekspresinya juga tidak ada,” kata Widi. Bercampur dengan bahasa Indonesia, Widi memberikan pelajaran bahasa Inggris. Walaupun sudah menyandang status rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), sekolah ini relatif tak banyak berbahasa Inggris.

Seperti gaya para muridnya yang leluasa memelihara rambut, sikap sekolah ini dalam hal bahasa Inggris sangat bebas. Hanya pelajaran bahasa Inggris yang disampaikan dalam bahasa Inggris. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional mengenai penyelenggaraan sekolah bertaraf internasional, sekolah rintisan ini memang dianjurkan berbahasa Inggris untuk pelajaran sains dan matematika.

”Tidak ada hubungannya antara pelajaran berbahasa Inggris dan mutu siswa,” ujar Lukas Bagus Taufik Dwiko, Wakil Kepala Sekolah Kolese de Britto, pekan lalu. Bahkan, menurut dia, penggunaan bahasa Inggris malah menghilangkan emosi, unsur penting dalam penyampaian pelajaran.

Saat ini ada 1.110 sekolah berstatus rintisan sekolah bertaraf internasional dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Seperti termaktub dalam peraturan menteri, satu di antara tujuan proyek sekolah ini adalah menghasilkan lulusan yang bisa bersaing kerja di luar negeri dan berperan aktif secara internasional. Atas dasar itulah, unsur bahasa Inggris menjadi hal pokok dalam sekolah ini. Maka, disyaratkan, gurunya harus mampu mengajar dalam bahasa Inggris dengan skor TOEFL 7,5.

Pelajaran berbahasa Inggris inilah, selain soal biaya pendidikan, yang menjadi sumber silang pendapat tentang sekolah bertaraf internasional. Pertama, soal kesiapan guru mengajar dalam bahasa…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14

Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…

S
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16

Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…

T
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16

Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…