Bau Amis Pengadaan Vaksin

Edisi: 23/40 / Tanggal : 2011-08-14 / Halaman : 99 / Rubrik : EB / Penulis : Sunudyantoro,, Anne L. Handayani ,

Keresahan melanda perusahaan penyedia obat-obat­an hewan dalam sebulan terakhir. Pemicunya surat edaran Menteri Pertanian Suswono yang ditandatangani Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Prabowo Respatiyo Caturroso pada 13 Juli lalu. Surat buat produsen, eksportir, dan importir obat hewan serta perwakilan produsen obat hewan impor itu berisi ketentuan peredaran vaksin avian influenza (flu burung) di Indonesia.

Prabowo menyatakan pemerintah telah menetapkan empat biang (master seed) vaksin virus flu burung (H5N1) lokal. Keempat biang itu berasal dari galur A/Chicken/West Java/PWT-WIJ/2006, A/Chicken/Pekalongan/BBVW-208/2007, A/Chicken/Garut/BBVW-223/2007, dan A/Chicken/West Java (Nagrak)/30/2007. Biang itu akan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan vaksin flu burung. Pemerintah juga akan menarik peredaran vaksin dengan biang di luar empat galur tersebut selambat-lambatnya Desember nanti.

Abadi Sutisna, anggota Komisi Ahli Asosiasi Obat Hewan Indonesia, mengatakan kebijakan tersebut sama artinya menyetop vaksin impor dan lokal selain dari empat galur yang telah ditetapkan. Padahal vaksin flu burung dari subtipe H5N1, H5N2, dan H5N9, yang selama ini beredar, masih layak serta cukup ampuh mengendalikan wabah flu burung di Tanah Air. "Jadi mengapa harus buru-buru menyetop vaksin-vaksin yang sudah beredar," ujar Abadi kepada Tempo di Jakarta pekan lalu.

Selama ini vaksin flu burung lokal dari subtipe H5N1, H5N2, serta H5N9 dipasok sejumlah lembaga dan perusahaan, seperti PT Caprifarmindo, Medion Indonesia, IPB-Shigeta Animal Pharmaceuticals, dan Pusat Veterinaria Farma di Surabaya. Sedangkan vaksin impor didatangkan dari Qilu dan Harine University, Cina. Ada juga vaksin flu burung dari Meksiko. Importirnya PT Boehringer Ingelheim Indonesia, Intervet Indonesia, Avimex, dan Biomune OSF.

Tak hanya penyedia…

Keywords: -

---

Foto Terkait