Isyarat Dini Kebon Sirih

Edisi: 23/40 / Tanggal : 2011-08-14 / Halaman : 104 / Rubrik : EB / Penulis : Padjar Iswara, Fery Firmansyah ,

Gerbang utama Mal ITC Depok, Jawa Barat, masih setengah terbuka, Kamis pagi pekan lalu. Tapi gerai penjualan sepeda motor di lantai dasar sudah ramai. Belasan pengunjung melihat-lihat tiga motor bebek yang dipajang di stan perusahaan pembiayaan PT Catur Putra Jaya.

Dua calon pembeli duduk di depan stan seluas lima meter persegi itu. Ari Agustino, penjaga stan, lincah menyajikan brosur dan formulir. Ari menuturkan, sebelum Ramadan, dalam sepekan calon pembeli tak lebih dari tiga orang. Sekarang, dalam empat hari saja sudah ada sepuluh orang mengajukan kredit pembelian motor.

Catur Putra bermitra dengan perusahaan pembiayaan Adira Finance, Federal International Finance (FIF), CS Finance, dan WOM Finance. Catur Putra dan FIF menawarkan paket kredit dengan uang muka serba Rp 550 ribu untuk sepeda motor Honda Revo, Blade, dan Supra. Uang muka itu hanya 4,5 persen dari harga jual yang sekitar Rp 12 juta. "Itu paket paling laku," katanya kepada Tempo pekan lalu.

Uang muka rendah tak hanya mendominasi kredit motor, tapi juga kredit kepemilikan mobil baru. Dwi, 35 tahun, sering ditawari mobil baru dengan uang muka 15 persen dari harga jual—belum termasuk iming-iming potongan harga.

Rupanya kredit kendaraan dengan uang muka ringan ini mencemaskan Bank Indonesia. Kini Kebon Sirih—sebutan untuk kantor Bank Indonesia—sedang menyiapkan peraturan yang membatasi uang muka kredit bank ke sektor otomotif…

Keywords: -

---

Foto Terkait