Kala Jawara Jadi Raja
Edisi: 29/40 / Tanggal : 2011-09-25 / Halaman : 34 / Rubrik : KL / Penulis : Bonnie Triyana , ,
SEJARAWAN Taufik Abdullah pernah mengatakan Banten adalah "negeri para ulama dan jawara". Dua jenis kepemimpinan tradisional itulah yang selama bertahun-tahun, terutama sejak runtuhnya kekuasaan politik Kesultanan Banten pada abad ke-19, menjadi patron bagi rakyat.
Ulama dikenal luas sebagai pemimpin agama Islam yang digelari kiai. Adapun jawara, merujuk pendapat Sartono Kartodirdjo (1966:57-58) dan Michael C. Williams (1990:45), adalah orang-orang yang tidak punya kedudukan (juga pekerjaan) tetap, yang sering melakukan tindakan kriminal. Pengertian jawara kemudian disegarkan kembali oleh Syarif Hidayat (2007:203-205) sebagai "orang atau kelompok orang yang memiliki kesaktian, berani melawan ketidakadilan, dan menjadi pelindung bagi mereka yang lemah".
Kaum jawara kini menjadi perbincangan, terutama ketika sanak famili trah jawara H Tb. Chasan Sochib banyak mengisi berbagai jabatan penting di Provinsi Banten. Banyak studi dilakukan untuk menelaah peran politik kaum jawara di masa kini, antara lain oleh Lili Romli (2007), Syarif Hidayat (2007), serta Okamato Masaaki dan Abdul Hamid (2008). Bagaimana peran jawara di…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…