Sarwo Edhie, Pelaku Sekaligus Korban

Edisi: 36/40 / Tanggal : 2011-11-13 / Halaman : 100 / Rubrik : KL / Penulis : Dr Asvi Warman Adam, ,


Saat sang ayah pulang, tubuhnya tampak kurus, letih, dan kulitnya menghitam. Itulah ingatan Ani Yudhoyono atas sosok ayahnya, Sarwo Edhie Wibowo, pada hari-hari setelah 1 Oktober. Namun, dalam biografinya, Kepak Sayap Putri Prajurit, Ani hanya sedikit menjelaskan bagaimana sang ayah memimpin operasi militer ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali itu. Tidak terdapat pendapat dan perasaannya terhadap pembunuhan massal terbesar yang banyak disangkutpautkan dengan ayahnya dalam sejarah Indonesia.

Ani hanya sempat menyatakan, saat kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, ia pernah meminjam tengkorak dari laboratorium dan dibawa ke rumah. Sang ayah kaget karena melihat ada tengkorak di kamar putrinya.

Sarwo Edhie dan Resimen Para Komando Angkatan Darat, kita tahu, awalnya ditugasi melumpuhkan kawanan pasukan Diponegoro yang terlibat Gerakan 30 September. Pasukan Sarwo Edhie memasuki Semarang pada 19 Oktober 1965, selanjutnya ke Magelang dan Yogyakarta. Dalam rapat umum di Boyolali, Sarwo Edhie bertanya, "Siapa yang mau dipotong kepalanya, saya bayar lima ribu." Tidak ada jawaban, Sarwo menambah bayaran, "Siapa yang mau dipotong kepalanya, saya bayar seratus ribu." Sang komandan kemudian menukas, "Dibayar seratus ribu saja tidak ada yang mau dipotong kepalanya.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…