Ada Oli Di Balik Besi

Edisi: 07/41 / Tanggal : 2012-04-22 / Halaman : 98 / Rubrik : EB / Penulis : Bobby Chandra, Elliza Hamzah ,

Ada yang tak lazim di area sekitar pabrik peleburan besi itu. Biasanya tumpukan kawat dan potongan pelat besi yang menjulang tinggi menjadi pemandangan di beberapa lokasi. Saking tingginya, gundukan bahan baku pembuat baja itu setara dengan bangunan lima lantai.

Timbunan itu sama artinya dengan stok produksi selama sebulan. Namun belakangan bukit-bukit besi itu terus menyusut seiring dengan seretnya pasokan. "Semua bukit menjadi datar," kata Lismanto Badrun, sebutlah begitu, direktur sebuah pabrik peleburan besi di kawasan Jakarta Timur, kepada Tempo, Kamis pekan lalu.

Lismanto menjelaskan, produksi kini menurun tajam. Semestinya saban bulan pabrik penghasil pelat baja itu menghasilkan 25-30 ribu ton, tapi sekarang mesin-mesin produksi berjalan hampir separuhnya. "Karyawan pun tak dapat uang lembur lagi karena pekerjaan berkurang," ujarnya.

Bukan hanya pabrik milik Lismanto, industri baja dalam negeri lainnya pun sedang ketar-ketir—terutama para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA). Asosiasi ini memayungi 157 perusahaan, termasuk PT Krakatau Steel, yang menguasai 90 persen produksi nasional.

Mencari pasokan bahan baku scrap (besi-besi bekas yang dapat didaur ulang) dari luar negeri seperti berharap hujan pada bulan Juli. Padahal pasokan impor menjadi penentu panjang-pendeknya napas perusahaan. Sedikitnya 50 perusahaan di IISIA bergantung pada 70 persen impor scrap dari berbagai negara.

Sejak 3 Februari lalu, menurut…

Keywords: -

---

Foto Terkait