Ikan Penjerat Paus

Edisi: 17/41 / Tanggal : 2012-07-01 / Halaman : 42 / Rubrik : NAS / Penulis : Bagja Hidayat, Tri Suharman,


SEPERTI laut yang tak pernah luber, Muhammad Nazaruddin menampung anak-anak sungai kasus korupsi yang bercecabang. Belum lagi kasus suap Hambalang dan Wisma Atlet Palembang tuntas, Komisi Pemberantasan Korupsi tengah menyelidiki aset-aset bekas Bendahara Umum Partai Demokrat itu setelah istrinya, Neneng Sri Wahyuni, tertangkap dua pekan lalu.

Neneng dicokok di rumahnya yang megah di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, sesaat setelah ia mendarat dari Malaysia lewat Batam. Menurut seorang penyidik, kepulangan Neneng ke Indonesia setelah setahun lebih buron untuk mengurus aset pasangan ini yang nilainya sekitar Rp 1 triliun.

Indikasinya dua orang Malaysia yang ditangkap Komisi dan diduga membantu Neneng selama dalam pelarian. Keduanya sudah ditetapkan menjadi tersangka. "Mereka rekan bisnisnya selama di pelarian, dan orang penting karena penasihat di Kerajaan Malaysia," kata Wakil Ketua Komisi Bambang Widjojanto pekan lalu.

Keduanya bernama Mohammad Hasan bin Khusi Mohamad dan R. Azmi bin Mohamad Yusof. Menurut seorang penyidik, sebagai imbalan membantu pelarian Neneng, keduanya mendapat upah Rp 900 juta dan Rp 250 juta.

Azmi adalah Managing Director Meram Holding Sdn, Bhd, sebuah perusahaan properti di Kuala Lumpur. Menurut seorang sumber yang dekat dengan keluarganya, Neneng sempat datang ke rumah Azmi di permukiman mewah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?