Anak Tomy Di Bisnis E-ktp
Edisi: 26/41 / Tanggal : 2012-09-02 / Halaman : 32 / Rubrik : NAS / Penulis : Setri Yasra, Ananda Badudu,
LELAKI berambut putih itu tiba-tiba saja muncul di lobi Hotel Intercontinental, Middle Road, Bugis Junction, Singapura. Berkemeja putih dan bersandal kulit hitam, ia mengawasi tiap sudut hotel yang sepi. "Saya Paulus Tannos," ia memperkenalkan diri kepada Tempo. Pertemuan akhir Juli itu diatur seorang perantara.
Menenteng tas kulit, dia buru-buru mengajak duduk di satu sudut. "Sekarang saya mesti waspada," katanya. Masuk daftar pencarian orang Interpol sejak Juni 2012 membuat pria 58 tahun itu sulit bergerak. Bersama istri dan dua anaknya, ia mesti pindah dari satu apartemen ke apartemen lain.
Paulus adalah pemilik PT Sandipala Arthaputra, perusahaan pencetak surat berpengaman khusus yang kebagian proyek kartu tanda penduduk (KTP) elektronik di Kementerian Dalam Negeri. Tergabung dalam konsorsium Percetakan Negara Republik Indonesia, Sandipala bersama empat perusahaan lain mengerjakan pembuatan 172 juta kartu senilai Rp 5,8 triliun.
Mendapat berkah megaproyek, Paulus semestinya berada di Indonesia, mengelola perusahaan untuk mengejar target selesai proyek, akhir tahun ini. "Sekarang saya malah jadi buron," katanya sambil menyeruput Diet Coke. Wajahnya mendadak tegang ketika ia mulai menceritakan perkara yang dihadapinya.
Paulus tak pernah mengira bisnisnya dengan Andi Winata, putra taipan Tomy Winata, bakal memancing sengketa. Demikian juga kongsi dengan Jack Budiman, yang disebut-sebut dekat dengan kelompok usaha Artha Graha. Dua orang itulah yang melaporkan Paulus ke Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI dan Kepolisian Daerah Metro Jaya. Bersama putrinya, Catherine Tannos, ia dituduh menipu dan menggelapkan dana pada Maret dan April lalu. Tak lama, bapak dan anak itu ditetapkan sebagai tersangka. Sejak 6 Juni, nama mereka terpajang dalam daftar buron di portal Interpol.
Sehari setelah masuk daftar buron, Paulus didampingi kuasa hukumnya mendatangi Kepolisian Singapura. Mereka menjelaskan posisi kasusnya sembari menyerahkan dokumen keimigrasian, tapi polisi malah berpaling muka. "Polisi Singapura bilang tidak ikut campur karena ini kasus perdata," tuturnya.
l l l
PERKENALAN Paulus dengan Jack Budiman terjadi secara kebetulan pada September 2011. Mereka sama-sama tinggal di apartemen mewah Ritz-Carlton, Kawasan Bisnis Sudirman, Jakarta Selatan. Paulus tinggal di lantai 29, dan Jack empat lantai di atasnya. Menurut Paulus, Jack…
Keywords: Paulus Tanos, Paulus Tannos, EKTP, E-KTP, Buronan, Andi Winata, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?