Cara Ikhwan Mengontrol Mesir

Edisi: 28/41 / Tanggal : 2012-09-16 / Halaman : 126 / Rubrik : INT / Penulis : Eko Ari Wibowo, ,

Mengenakan blazer berwarna gelap dengan wajah disaput bedak tipis, Fatma Nabil membacakan berita siang di Channel One pada Ahad dua pekan lalu. Kali ini ada yang berbeda pada penampilan pembaca berita di televisi milik pemerintah Mesir itu. Selembar kerudung krem menutupi kepalanya.

Untuk pertama kalinya dalam lima dekade terakhir, seorang penyiar perempuan di televisi pemerintah Mesir mengenakan jilbab. Tiga presenter perempuan menyusul langkah Nabil dalam sesi siaran selanjutnya.

Sebelumnya, Nabil sempat ditolak menjadi penyiar televisi pemerintah karena berkerudung. Akhirnya, ia diterima bekerja di jaringan televisi kabel milik Al-Ikhwan al-Muslimun.

Setelah terjadi perombakan di Kementerian Informasi, Nabil mendapat lampu hijau bekerja di Channel One. "Sekarang bukan lagi soal seseorang memakai kerudung atau tidak, melainkan soal profesionalitas dan inteligensia," kata Nabil.

Pada era Presiden Husni Mubarak, penyiar televisi dilarang berkerudung. Kala itu, pemerintah tidak ingin menonjolkan Mesir sebagai negara Islam, tapi sebagai negara sekuler modern. Alasan lainnya, penampilan para presenter perempuan harus mencerminkan penampilan istri sang Presiden, Suzanna Mubarak.

Jaringan televisi swasta sesekali bandel juga dengan menampilkan presenter berkerudung. Sejumlah sinetron lepas pun menampilkan karakter perempuan berjilbab.

Kondisinya berubah setelah Menteri Negara Bidang Informasi Salah Abdul Maqsoud mencabut larangan penggunaan jilbab bagi penyiar televisi. Menurut dia, langkah ini diambil untuk menegakkan…

Keywords: -

---

Foto Terkait