Politik di Tengah Kerusuhan Sepak Bola

Edisi: 49/41 / Tanggal : 2013-02-10 / Halaman : 108 / Rubrik : INT / Penulis : Harun Mahbub, ,


Revolusi Mesir adalah cerita yang panjang. Dua minggu terakhir negara itu meradang dan menangis hanya dipicu satu persoalan sepele sekaligus serius: sepak bola. Perseteruan tak berkesudahan antarpendukung klub sepak bola, awal pekan lalu, bisa menyulut kerusuhan berdarah. Hingga Presiden Mesir Muhammad Mursi mengumumkan status darurat di kota-kota Terusan Suez: Port Said, Suez, dan Ismailia. Jam malam diberlakukan mulai pukul 21.00 sampai pukul 06.00.

\"Saya tidak suka kondisi darurat. Tapi, kalau memang itu yang diharuskan untuk menghentikan pertumpahan darah dan melindungi rakyat, pasti saya lakukan,\" kata Mursi melalui siaran televisi seperti dikutip BBC, Senin pekan lalu. Dia juga mengisyaratkan bakal menempuh banyak \"hal lain\" demi Mesir. \"Saya tidak akan ragu,\" ujarnya dengan nada mengancam.

Di Port Said, kerusuhan terjadi Sabtu dua pekan lalu. Warga dan aparat bentrok sepanjang hari di kota pelabuhan itu hingga menewaskan 31 orang. Kerusuhan pecah setelah vonis mati dari pengadilan Kairo kepada 21 warga Port Said terkait dengan \"insiden Stadion Port Said\".

Di Mesir, sepak bola cepat beraroma politik. Februari tahun lalu, ribuan pendukung tim Al-Masry menyerang pemain dan suporter Al-Ahly di Stadion Port Said. Akibatnya, 74 orang tewas dan lebih dari seribu lainnya luka-luka. Dalam…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…