Dari Sahara Ke Benua Biru

Edisi: 49/41 / Tanggal : 2013-02-10 / Halaman : 110 / Rubrik : INT / Penulis : Sapto Yunus, ,

Negara-negara Eropa mendapat pelajaran penting dari perang di Afganistan dan Irak. Setelah negara-negara itu menghabiskan uang triliunan rupiah dan mengorbankan ratusan ribu nyawa, kelompok teroris yang mereka perangi ternyata tidak tumpas. Kelompok itu justru hadir lebih dekat dengan Benua Biru, berkeliaran di ujung utara Benua Afrika.

Kelompok-kelompok bersenjata, yang oleh negara-negara Barat dicap sebagai mujahid Al-Qaidah, hidup sejahtera di sepanjang jalur penyelundupan di Gurun Sahara. Aktivitas mereka berawal dari Kota Gao di Mali utara.

Sejak dikuasai pemberontak pada pertengahan tahun lalu, Gao haram untuk perbuatan maksiat. Mabuk-mabukan dan dansa-dansi dilarang di sana. Dua klub malam di kota di ujung Sahara itu sudah lama hangus dibakar pemberontak. Satu-satunya pertunjukan di jalanan yang tersisa adalah pencambukan penduduk di depan publik karena merokok.

Tapi semua kealiman itu seperti sirna di balik tembok vila yang berdiri gagah di pinggiran kota tersebut. Bangunan di atas bukit pasir itu tampak mencolok di tengah gubuk-gubuk yang mengelilinginya. Penduduk sekitar menyebutnya \"Cocainebougou\", yang berarti \"kota kokain\", deretan rumah besar tempat tinggal kaum elite komunitas penyelundup. Mereka menyelundupkan barang-barang melintasi Sahara sejak abad kesebelas ketika Gao lebih dikenal ketimbang kota tetangganya, Timbuktu.

Namun berabad-abad kemudian mereka tak lagi menyelundupkan rempah-rempah, garam, atau sutra seperti leluhur mereka. Kini mereka menghela perdagangan gelap kokain dari Kolombia. Dari bisnis barang…

Keywords: -

---

Foto Terkait