Perjalanan Pulang Fransiskus I

Edisi: 03/42 / Tanggal : 2013-03-24 / Halaman : 128 / Rubrik : INT / Penulis : Hermien Y. Kleden, Shirley Hadisandjaja,


TEATER itu berpusat pada satu jendela bertirai putih dengan draperi merah bata di balkon utama Basilika Kota Vatikan. Sekitar 138 meter di bawahnya, terbentanglah lapangan yang menjadi panggung utama perhelatan raksasa pada malam musim semi penuh kenangan itu, 13 Maret 2013. Peziarah dan turis melimpah dari segala arah. Via della Conciliazione, yang menjulur dari tepian Sungai Tiber ke arah alun-alun Kota Vatikan, penuh sesak. Tatkala jendela balkon dibuka menjelang pukul 20.00 waktu lokal, di Jakarta tengah malam sudah lewat.

Jean-Louis Pierre Tauran, sesepuh Dewan Kardinal—dalam jubah merah kesumba—muncul membacakan dua kata: Habemus Papam. Kita mempunyai paus baru! Ia memilih nama Fransiskus I.

Takrif itu bagaikan sihir. Gaung menjalar ke sekujur alun-alun: campuran pekik, tawa, tangis kegembiraan yang meluap. Orang-orang menari, melemparkan baju dingin, selendang, bendera, topi—bahkan ada yang melontarkan bayinya ke udara.

Lapangan Santo Petrus menggeletar ketika bintang perhelatan muncul di balkon. Tubuhnya dibalut jubah putih, buatan keluarga Gammarelli, penjahit resmi busana kepausan sejak abad ke-18. \"Viva il Papa, Francesco, Francesco,\" pekikan mengguntur di bawah. Kardinal Argentina Jorge Mario Bergoglio, 77 tahun, masuk konklaf dengan posisi \"tak dihitung\"—dan keluar sebagai Paus Fransiskus I.

Media tak meliriknya sama sekali. Pengamat Vatikan tak menyebut namanya. Tapi 155 kardinal elektor di Kapel Sistine menemukan kualitas pemimpin Gereja Universal pada diri Uskup Agung Buenos Aires sederhana ini. Dia memilih Fransiskus Asisi, pendiri Ordo Fransiskan yang menyerahkan hidupnya dengan radikal kepada kaum papa, sebagai bapa pelindungnya.

Bergoglio mengembalikan ingatan pada adagium lama: siapa yang masuk konklaf sebagai paus, akan keluar sebagai kardinal. Ratzinger, sang \"Rottweiler Tuhan\", pendahulunya, mematahkan mitos ini: dia calon yang digadang, keluar sebagai paus, walau kemudian \"pensiun dini\". Bergoglio adalah runner-up konklaf 2005, di bawah Ratzinger. Para pengamat post factum yang sok tahu melempar komentar renyah: takdir anak imigran Italia di Argentina ini adalah berjalan pulang ke Takhta Suci, dan menerimanya dari tangan Benediktus XVI sebagai paus ke-266.

Jam di Kota Vatikan beranjak melewati angka 20.00. Paus baru melambaikan tangan, memimpin doa, lalu berkata:…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…