Bahaya di Secarik Kartun

Edisi: 05/42 / Tanggal : 2013-04-07 / Halaman : 52 / Rubrik : BK / Penulis : Kurniawan, ,

Antara Tawa dan Bahaya: Kartun dalam Politik Humor

Pengarang: Seno Gumira Ajidarma
Penerbit: KPG, Jakarta, cetakan pertama, November 2012
Tebal: xvi + 413 halaman

Tawa itu serius, sehingga para kartunis sangat berhati-hati dalam membuat kartun atau karikatur. Salah-salah bisa fatal akibatnya. Contoh mutakhir dari persoalan ini adalah demonstrasi besar menentang pemuatan kartun Nabi Muhammad karya Kurt Westergaard di koran lokal Jyllands-Posten di Denmark pada 2005. Setidaknya 50 orang tewas dalam huru-hara unjuk rasa di seluruh dunia itu.

Perkara \"salah-salah\" ini menimpa pula kantor harian Sinar Indonesia Baru. Sebanyak 15 orang merusak kantor setelah harian lokal di Medan itu memuat kartun Nasib Si Suar Sair di edisi Minggu, 24 Oktober 2004, yang dituduh telah meresahkan umat Islam. Kartun itu memuat tiga panel, yang salah satunya bergambar seorang kiai yang sedang berdoa dengan tulisan \"KKN\" di saku bajunya.

Seno Gumira Ajidarma memaparkan dua peristiwa itu dalam pendahuluan buku Antara Tawa dan Bahaya: Kartun dalam Politik Humor. Dia menganalisis bahwa kedua kasus itu menunjukkan tawa tidak \"netral\" dan \"murni\", karena mengandung beban makna, yang maknanya tidak dapat dibakukan dan berlaku sama untuk segala sudut pandang. Tertawa selalu berada dalam risiko ditafsirkan sebagai \"menertawakan\", yang setapak jaraknya dari \"penghinaan\". Yang terakhir itulah yang menjadi sumber hiruk-pikuk…

Keywords: -

---

Foto Terkait