SANGGUPKAH JAKARTA MEMBASMI BECAK

Edisi: 46/19 / Tanggal : 1990-01-13 / Halaman : 43 / Rubrik : SEL / Penulis :

BUKAREST mulai berwarna. Sudah kembali terlihat para ibu dan anak-anak makan
angin di alun-alun istana. Sebentar-sebentar mereka berhenti di pinggir
alun-alun, bila sampai di depan lilin menyala dan setempel puisi -- lilin dan
puisi untuk memperingati mereka yang tewas dalam pergolakan di alun-alun itu
dalam revolusi menumbangkan orde lama di akhi tahun lalu.

; Seluruh kawasan ibu kota, yang selama 24 tahun belakangan ini terasa kelabu,
kini tampak meriah. Setidaknya, itulah yang bisa dilihat di rak-rak toko mulai
pekan lalu. Daging segar, ayam potong, tomat merah merangsang, dan jeruk
kuning menyilaukan penuh berjejal. Kata Florin Petrescu, 29 tahun, seorang
insinyur listrik? "Akhirnya di pasar ada daging, daging sebenarnya seperti
yang kulihat gambarnya di majalah-majalah luar negeri."

; Dan itu semua sebenarnya milik Rumania sendiri, bukan bantuan yang belakangan
ini berdatangan dari negara-negara tetangga setelah kerusuhan mulai reda. Bahan
makanan dan sayur-mayur itu sebelumnya tak pernah mampir di toko-toko, tapi
langsung diekspor ke luar negeri untuk membayar utang.

; Betapa sebenarnya Rumania bisa mencukupi kebutuhan 23 juta rakyatnya yang
kelaparan dan kedinginan. Lihat saja sepanjang jalan di Bukarest: boneka-boneka
salju dihias dengan jeruk-jeruk kuning. Seperti mereka hendak pamer, "Kami
sebenarnya makmur."

; Memang, dulu Rumania dikenal sebagai gudang gandum Eropa Timur. Juga gudang
daging. Perusahaan pertanian Comtim milik negara di Padureni, di sebelah barat
Rumania, misalnya, memiliki ternak babi dengan populasi 1,3 juta ternak --
lebih dari 4 kali lipat jumlah penduduk kota itu sendiri, yang di bawah 300
ribu.

; Banyak pengamat meramalkan, dalam tempo dua tahun Rumania bakal mampu menjadi
negeri pengekspor bahan makanan. Bukan pengekspor semu seperti di masa rezim
Ceausescu, tapi pengekspor yang…

Keywords: -

---

Foto Terkait