Tentang Kurikulum 2013
Edisi: 13/42 / Tanggal : 2013-06-02 / Halaman : 96 / Rubrik : KL / Penulis : Goenawan Mohamad, ,
Rupanya beberapa hari ini tampang saya muncul di sebuah advertensi di televisi. Sampai detik ini, saya sendiri belum tertarik melihatnya. Tapi saya senang sesekali mengerjakan sebuah iklan layanan masyarakat. Khususnya untuk mempromosikan \'Kurikulum 2013\'.
Banyak yang bertanya mengapa saya bersedia jadi \'bintang iklan\' untuk sesuatu yang kontroversial. Tidakkah saya hanya dimanfaatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk agenda mereka?
Jawaban saya tak bisa panjang: saya bersedia mempromosikan Kurikulum 2013 karena saya menyetujui pemikiran yang mendasarinya. Kementerian tak akan bisa membayar saya sebanyak apa pun kalau saya tak menyetujuinya.
Kontroversi yang timbultermasuk bila itu timbul karena iklan-iklan itujustru penting, untuk memperjelas apa yang tak jelas, untuk membatalkan apa yang perlu dibatalkan, atau memperbaiki apa yang perlu diperbaiki.
Saya sendiri bukannya tak punya kritik kepada beberapa bagian dari bangunan yang disebut \'Kurikulum 2013\' itu.
***
Saya bukan seorang pedagog. Bukan pula guru. Pengalaman saya mengajar terbatas. Sambil menulis ini, saya ingat kata-kata seorang Menteri Pendidikan: \"Tiap orang adalah pendidikââ¬âdan makin tua ia makin merasa tahu tentang masalah-masalah pendidikan, meskipun sebenarnya tidak.\"
Saya harus tahu diri. Tapi setidaknya saya seorang warga negara yang ingin anak-anak Indonesia terdidik dengan baik. Data tentang ketertinggalan murid-murid Indonesia di pelbagai bidang dibandingkan dengan negara sekitar kita sering dikemukakan. Saya ingin ada perubahan yang substansial dalam cara belajar di sekolah kita. Kalau tidak, bangsa kita akan macet di masa depan.
Dengan sumber-sumber yang ada, perbaikan bukan mustahil. Saya ingat Pak Tino Sidin yang beberapa puluh tahun lalu muncul di TVRI mengajari anak-anak menggambar. Nama programnya bukan Belajar Menggambar, melainkan Gemar Menggambar.
Bagi saya, Pak Tino sebuah inspirasi: begitulah seharusnya proses belajar berlangsung. Yang penting bukan menghasilkan gambar dengan teknik yang jitu, melainkan menggemari keterampilan itu.
Dengan itulah proses belajar membentuk sikap. Belajar bukan hanya untuk mengetahui dan menambah informasi. Belajar adalah menjelajahi dunia yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…