Setelah Enam Abad Kuasa Hacendado

Edisi: 13/42 / Tanggal : 2013-06-02 / Halaman : 114 / Rubrik : INT / Penulis : Raju Febrian, ,

Martin Tunac hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Pria 54 tahun itu baru saja memberikan suara pada pemilihan sela di Kota Quezon, Metro Manila, Filipina, Sabtu dua pekan lalu. \"Ke mana pun Anda pergi, Anda melihat nama orang-orang yang sudah Anda kenal sejak kecil,\" katanya. Tunac merujuk pada nama-nama yang tertera di lembar kertas suara. \"Masih itu-itu saja,\" ujar pria yang bekerja sebagai kontraktor bangunan itu. Yang membuat Tunac jengkel, mayoritas orang yang bertarung merupakan bagian dari keluarga atau klan yang sejak dulu berkecimpung di politik.

Sebenarnya kepemilikan posisi dalam pemerintahan ataupun parlemen di Filipina sudah lama menjadi \"bisnis keluarga\". Diperkirakan 90 persen politikus di negeri bekas jajahan Spanyol itu merupakan produk kekerabatan. Menurut Bobby M. Tuazon, Direktur Studi Kebijakan Center for People Empowerment in Governance, sudah enam abad keluarga yang \"itu-itu juga\" menguasai lanskap politik Filipina. Mereka berasal dari keluarga pemilik perkebunan (hacienda), yang biasa disebut hacendado.

Tak terkecuali dalam pemilihan sela kali ini, yang memperebutkan cukup banyak posisi. Di tingkat nasional ada 12 atau setengah dari 24 anggota senat dan 229 anggota dewan perwakilan daerah. Pemilihan itu bersamaan dengan pemilihan lokal dan gubernur dengan total sebanyak 18.022 posisi yang diperebutkan. Namun yang bisa dikatakan baru kali ini adalah kemunculan dinasti politik yang bukan berasal dari keluarga pemilik hacienda.

Pelopor \"klan politik\" baru adalah mantan presiden Joseph \"Erap\" Estrada. Dia terpilih sebagai Wali Kota Manila. Estrada, 76 tahun, memerintah pada 1998-2001 sebelum ditumbangkan karena korup.…

Keywords: -

---

Foto Terkait