Ganjar Pranowo: Jawa Tengah Itu Kandang Banteng
Edisi: 14/42 / Tanggal : 2013-06-09 / Halaman : 42 / Rubrik : NAS / Penulis : Tin Nas, ,
PADA November tahun lalu, Ganjar Pranowo tidak terlalu terkenal di Jawa Tengah. Popularitas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini hanya sekitar tujuh persen, jauh di bawah Gubernur Bibit Waluyo dan Wakil Gubernur Rustriningsih. Karena itu, ketika teman-teman sefraksinya meminta dia menjadi calon gubernur provinsi tersebut, reaksi pertamanya, \"Waduh.\"
Tapi Ganjar dan timnya cepat mengatasi ketertinggalan. Walhasil, bersama calon wakil gubernur Heru Sudjatmiko, ia memenangi pemilihan suara Ahad dua pekan lalu. Mereka unggul jauh atas pasangan Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo dan Hadi Prabowo-Don Murdono. Kurang dari sepekan setelah kemenangan itu, Ganjar berkunjung ke kantor Tempo, Kamis pekan lalu. Banyak bercanda menggunakan bahasa Jawa, ia menceritakan jalan kemenangannya.
Apa yang Anda lakukan untuk memenangi pemilihan?
Sesudah mengembalikan formulir, saya minta teman-teman serius membicarakan strategi. Saya tanya siapa yang bakal jadi ketua tim pemenangan. Cornelis Lay (orang dekat Megawati Soekarnoputri) meminta saya memilih orang yang cocok. Saya pilih satu orang, tapi tidak disetujui karena karakternya keras. Pilih satu lagi juga tidak disetujui karena dianggap tidak dekat dengan media. Setelah berdiskusi, kami simpulkan di Jawa Tengah harus ada komando, tidak bisa demokratis. Akhirnya kami pilih Mbak Puan Maharani. Dewan pimpinan pusat setuju.
Puan berhasil memimpin?
Saya agak kaget dengan strategi Mbak Puan yang di luar dugaan. Dia langsung tanya berapa jumlah bupati dan wali kota dari PDIP. Ada 17 di Jawa Tengah. Dia bilang berarti ada 17 kabupaten dan kota yang harus kita menangi. Dirapatkan bentuk pendekatannya, dan ditetapkan basisnya adalah eks karesidenan. Ada enam di Jawa Tengah, dan pemimpinnya kami beri pangkat wakil komandan tempur. Mbak Puan sebagai komandannya.
Kami pilih pemimpin-pemimpin eks karesidenan itu dari anggota DPR dan pengurus pusat. Tujuh belas bupati dan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?