\'bom\' Dari Hong Kong

Edisi: 16/42 / Tanggal : 2013-06-23 / Halaman : 110 / Rubrik : INT / Penulis : Sapto Yunus, ,

Keriuhan akibat bocornya tindakan National Security Agency (NSA) menyadap telepon dan data Internet dipastikan makin gegap-gempita. Setelah Kamis dua pekan lalu publik Abang Sam dikejutkan oleh terungkapnya dua program spionase yang dilansir Guar­dian dan Washington Post, pemerintahan Barack Obama dihadang tuntutan peng­adilan, untuk mempertanggungjawabkan ke­bi­jak­an yang menjadi bagian dari perang melawan teroris itu.

Larry Klayman, pengacara spesialis class action, mendaftarkan gugatan terhadap pemerintah Obama ke pengadilan Distrik Columbia pekan lalu. Klayman menuntut ganti rugi atas \"tindakan mata-mata\" yang dilakukan pemerintah kepada publik sebesar US$ 23 miliar atau sekitar Rp 227 triliun. \"Ketidakjujuran pemerintah dan sikap tirani mereka sudah melewati batas. Sudah saatnya rakyat mengklaim kembali hak untuk mengontrol negara,\" demikian pernyataan Klayman.

Tindakan Klayman menempuh jalur hukum tampaknya mewakili kepentingan publik. Sebab, dalam dokumen rahasia yang diperoleh surat kabar Inggris dan Amerika itu disebutkan Foreign Intelligence Surveillance Court (Pengadilan FISA) memerintahkan operator telekomunikasi Verizon Communications menyerahkan semua catatan telepon pelanggannya, yang mencapai hampir 100 juta orang, untuk rentang waktu tiga bulan.

NSA memperoleh akses ke metadata yang mencakup kapan panggilan terjadi, nomor telepon orang yang berkomunikasi, dan durasi panggilan. Perintah itu diberikan pada 25 April lalu, sepuluh hari setelah bom meledak di lomba maraton Boston.

Program lain yang lebih menghebohkan adalah penyadapan yang…

Keywords: -

---

Foto Terkait