Tentang Seorang Ayah yang Ditembak Mati Belanda

Edisi: 28/42 / Tanggal : 2013-09-15 / Halaman : 108 / Rubrik : KL / Penulis : Kartono Mohamad, ,


Belanda akan meminta maaf untuk para korban standrechtelijke executies (eksekusi tanpa proses peradilan) selama perang kolonial di Indonesia — Berita pers, 3 September 2013.

Saya bukan termasuk orang yang bergembira bila pemerintah Belanda meminta maaf kepada bangsa Indonesia—karena, bagi saya, orang yang menentukan kebijakan Belanda kini, juga para warga negeri itu sekarang, tidak ikut bersalah. Saya tidak percaya kita bisa menghukum orang lain hanya karena kebetulan mereka sebangsa atau sekeluarga dengan para penjahat. Tapi saya juga tidak akan menampik permintaan maaf resmi itu.

Ada sebuah pertanyaan yang beberapa kali dikemukakan kepada saya dan adik saya, Goenawan Mohamad, dari orang-orang Belanda: \"Do you hate the Dutch?\" Ini ada hubungannya dengan apa yang terjadi pada ayah kami.

Ayah memang ditembak mati tentara pendudukan Belanda pada 1947, setelah beberapa hari lamanya disekap. Mengapa Ayah dihukum tembak, saya, apalagi adik saya, tidak tahu. Umur saya waktu itu 8 tahun. Ibu menduga ini ada hubungannya dengan sejarah Ayah. Dia dan Ibu pernah dibuang ke Digul pada 1927—dengan membawa serta tiga mbakyu saya. Di Digul pula seorang kakak saya lahir.

Sepulang dari Digul pada 1931 atau 1932 dan tinggal di Batang, Jawa Tengah, Ayah masih aktif…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…