Teka-teki 'lukisan Kembar' Sudjojono

Edisi: 43/42 / Tanggal : 2013-12-29 / Halaman : 138 / Rubrik : IMZ / Penulis : Nurdin Kalim, Seno Joko Suyono, Dian Yuliastuti


Pameran "S. Sudjojono: Seni, Hidup, dan Peninggalan", yang digelar di Gedung Pakarti Centre-The Centre for Strategic and International Studies, Jakarta, 12-22 Desember lalu, memajang sebuah lukisan nude karya Sudjojono yang diam-diam sering dibicarakan para kolektor.

Lukisan itu adalah Tempat Mandi di Pinggir Laut. Lukisan ini sangat mirip dengan lukisan Sudjojono lainnya berjudul Dunia tanpa Pria. Kedua lukisan itu sama-sama menggambarkan belasan perempuan telanjang tengah bercengkerama santai di balik batu-batu besar di tepi sebuah kolam. Bedanya, seorang perempuan dalam Tempat Mandi di Pinggir Laut mengenakan kain brokat transparan, sementara di Dunia tanpa Pria ia tampil polos.

Selama ini lukisan "kembar" itu tak pernah dikupas di publik. Buku yang diluncurkan pada acara tersebut juga tidak membahas persoalan itu. Sayang, lukisan Dunia tanpa Pria tidak dihadirkan dalam pameran tersebut. Benarkah Sudjojono memang menggambar keduanya? Atau ada kemungkinan salah satunya palsu? Apa pendapat pengusaha Putra Masagung, yang memiliki Dunia tanpa Pria? Ikuti uraian Tempo.

****
Tembang Frank Sinatra, My Way, dilantunkan dengan penuh perasaan oleh Rose Pandanwangi, istri kedua mendiang S. Sudjojono, yang telah berumur 83 tahun. Malam itu, 11 Desember lalu, hati Rose berbunga-bunga. Malam tersebut puncak acara dari rangkaian Seabad Sudjojono (1913-2013). Ia dan keluarganya mempersembahkan pameran lukisan dan peluncuran buku mengenai Sudjojono.

Sekitar pukul 19.00, para tamu berdatangan di Gedung Pakarti Centre-The Centre for Strategic and International Studies, Jakarta Pusat. Setelah menyantap hidangan istimewa daging saus jamur, daging lada hitam, spageti, sup jamur, dan sebagainya, mereka kemudian memasuki ruang pameran di lantai 6. Sekitar 40 lukisan, 50 sketsa, foto-foto, surat-surat cinta, sepatu bot, sarung, pipa, koper, kuas, dan cat peninggalan Sudjojono dipajang.

Semua lukisan dipinjam dari kolektor. Kita bisa melihat lukisan-lukisan Sudjojono berjudul Ibuku, The Ruins and the Piano, Pertemoean di Tjikampek, Maka Lahirlah Angkatan 66, Seko (Prambanan), Ada Orkes, High Level, Kepala Gombal, dan sebagainya.

Yang menarik, Tempat Mandi di Pinggir Laut ikut dipajang. Lukisan ini menampilkan perempuan telanjang tengah bercengkerama di balik batu-batu besar di tepi sebuah kolam. Ukurannya 122 x 187 sentimeter. Lukisan ini dipinjam keluarga Rose dari Haryanto Adikoesoemo, Presiden Direktur PT AKR Corporindo. Tempat Mandi di Pinggir Laut sekarang memang milik pengusaha yang bergerak di bidang perminyakan itu.

Lukisan ini diam-diam kerap diperbincangkan di kalangan terbatas kolektor. Meski belum menjadi isu yang kontroversial, Tempat Mandi di Pinggir Laut mengundang "polemik" kecil-kecilan. Mengapa? Sebab, lukisan ini mirip lukisan Su­djojono lainnya berjudul Dunia tanpa Pria.

Tempat Mandi di Pinggir Laut secara persis menampilkan beberapa perempuan telanjang yang ada dalam lukisan Dunia tanpa Pria. Baik wajah, jumlah perempuan, gaya, cara duduk, maupun cara menatapnya semua serupa. Hanya, pada lukisan Tempat Mandi di Pinggir Laut, ada seorang perempuan mengenakan sehelai kain transparan berbahan brokat merah. Sedangkan wanita-wanita yang sama dalam Dunia tanpa Pria tak mengenakan apa-apa.

Dunia tanpa Pria kini dikoleksi Putra Masagung, anak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…