Hujan Logam di Pondok Dayung
Edisi: 02/43 / Tanggal : 2014-03-16 / Halaman : 44 / Rubrik : NAS / Penulis : Bagja Hidayat, Istman Musaharun, Khairul Anam
APEL pagi di Pusat Pendidikan Direktorat Polisi Air Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Rabu pekan lalu, usai pada pukul 10.15. Sebanyak 149 polisi bergegas ke barak masing-masing untuk berkemas. Itu hari terakhir setelah sebulan mereka mendapat pelatihan perawatan dan elektronik kapal plus cara menghadapi situasi darurat di laut.
Kepala Pusat Pendidikan Komisaris Besar I Wayan Sunarta, yang memimpin upacara itu, berada di kamarnya ketika mendengar dentuman amat keras. Ia menengok jam, pukul 10.25. Belum sempat ia memastikan asal ledakan, dentuman besar kembali terdengar.
Ledakan kedua bahkan diikuti bunyi longsor di atas kepala Wayan. Besi, bebatuan, dan kayu menerobos plafon, berjatuhan ke arah dia. Wayan lari tanpa tahu apa yang sedang terjadi. Di luar, polisi berhamburan menyelamatkan diri. Menghindari gedung yang roboh, mereka berlari menuju jembatan penyeberangan, sekitar 200 meter dari barak. "Kalau tak lari, habislah kami," Wayan menceritakan peristiwa itu kepada Tempo, Kamis pekan lalu.
Di jembatan itu, barulah Wayan paham apa yang terjadi. Gudang mesiu milik Pasukan Katak TNI Angkatan Laut, yang hanya terpisah tembok dengan barak pendidikan polisi air, membubungkan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?