Mencari Satu Hilal

Edisi: 11/43 / Tanggal : 2014-05-18 / Halaman : 74 / Rubrik : AG / Penulis : Erwin Zachri, ,


Entah apakah benar-benar ada cahaya harapan di ujung lorong kontroversi hilal-hisab selama ini. Yang jelas, Selasa siang akhir bulan lalu, di aula kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta, sebuah alternatif diharapkan dapat meredakan kontroversi yang kerap membuat bingung masyarakat kala menetapkan awal puasa (Ramadan) dan Lebaran (Idul Fitri) itu.

Memetik pelajaran dari seorang ahli astronautika Prancis, Thierry Legault, Agus Mustofa, penggagas alternatif ini, lalu menawarkan rukyat qabla ghurub (penghitungan sebelum matahari terbenam). Agus menetapkan definisi hilal sebagaimana definisi bulan baru astronomi, yaitu bulan baru terjadi setelah konjungsi. Konjungsi adalah peristiwa segaris atau sebidangnya posisi bumi, bulan, dan matahari di langit. "Ini penanda yang tidak bisa dibantah bahwa bulan lama sudah habis dan bulan baru akan datang," ujar Agus.

Agus berupaya menjembatani dua kutub yang berbeda dalam penentuan hilal. Dalam imkanur rukyat yang dipakai kalangan nahdliyin, hilal adalah bulan setelah konjungsi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16

Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…

S
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05

Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…

S
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05

Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…