Kisah Telur-telur Suta

Edisi: 13/43 / Tanggal : 2014-06-01 / Halaman : 68 / Rubrik : SN / Penulis : Agus Dermawan T, ,


Syahdan, Raja Gusti Wayan Dahat berutang budi kepada patihnya. Untuk membalas jasa, ia menghadiahkan wanita cantik. Tapi pada suatu hari ia terpesona sendiri oleh wanita itu. Sang patih dibunuh. Tapi wanita itu kemudian bunuh diri. Gusti Wayan sendiri akhirnya sinting.

Kisah memilukan sekaligus memalukan itu tak terbaca dalam kitab mitologi, tapi tergambar dalam lukisan. Dan gambar kisah itu tak tervisualisasi di kertas atau kanvas, tapi di permukaan bulatan kulit telur. Pencipta seni lukis telur itu adalah I Made Suta, 61 tahun, kelahiran Bitera, Gianyar, Bali.

I Made Suta memang perintis seni lukis kulit telur, yang pada 1980-1990-an menjadi kriya-seni (art craft) sangat populer di Bali. Tak cuma jadi perintis, ia pun terbilang maestro untuk jenis seni ini. Itu sebabnya, sementara di berbagai art shop lukisan telur berharga Rp 300 ribu sebutir, karya Suta bisa mencapai US$ 300 atau sekitar Rp 3,2 juta. Bahkan, untuk karya yang rumit, dengan gelap-terang dan dimensi fotografis, serta dengan sungging, ngewarna, nyawi (ornamentasi) serta mbuluin (arsir) yang amat detail, harganya bisa US$ 600. Syahdan, pada akhir 1980-an, sejumlah galeri luar negeri bertubi memboyong seni lukis telur untuk dipamerkan dan dijual, dengan label "Balinese Eggs".

Antusiasme ini dibaca…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.