Kitab Kuning Tak Lagi Menakutkan

Edisi: 28/43 / Tanggal : 2014-09-14 / Halaman : 74 / Rubrik : AG / Penulis : Erwin Zachri, Farah Fuadona,


TIGA santri laki-laki, usianya masih 12-13 tahun, duduk bersila di depan guru mereka seusai salat Jumat, akhir Agustus lalu. Sang guru, Taufiqul Hakim, mendengarkan mereka membaca kitab kuning—bertulisan huruf Arab gundul. Judulnya tak biasa, Amtsilati. Tak hanya mahir membacanya, ketiganya juga lancar menjelaskan hukum-hukum bacaan, seperti shorof dan nahwu. Aneh, santri di usia awal masa remaja itu sanggup melakukan apa yang belum tentu bisa dilakukan lulusan pesantren sekalipun.

Pondok Pesantren Darul Falah di Desa Sidoreko, Kecamatan Bangsri, Kota Jepara, Jawa Tengah, memang sudah akrab dengan metode baru membaca kitab kuning. Amtsilati adalah metode membaca kitab kuning. Taufiq yang memperkenalkannya. Amtsilati berasal dari kata mitsal, yang berarti contoh. Selanjutnya kata ini bertemu dengan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16

Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…

S
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05

Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…

S
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05

Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…