Tiga Tantangan Internasional
Edisi: 34/43 / Tanggal : 2014-10-26 / Halaman : 130 / Rubrik : KL / Penulis : R. William Liddle , ,
DARI segi jumlah penduduk dan luas wilayah, Indonesia seharusnya menjadi great power atau pemain utama di panggung dunia. Posisinya di Asia Tenggara mirip Brasil di Amerika Latin, Nigeria di Afrika, dan India di Asia Selatan. Masyarakat di empat negara itu berhak berharap bahwa kelak mereka akan cukup kuat menghadapi persaingan global. Untuk mencapai itu, sumber daya politik terpenting adalah kekuatan ekonomi, yang mendasari banyak sumber daya lain.
Setelah Perang Dunia II, sejumlah negara bekas jajahan Eropa mengabaikan kenyataan itu. Misalnya Mesir di bawah Gamal Abdel Nasser, Ghana di bawah Kwame Nkrumah, dan Indonesia di bawah Sukarno. Cina, tatkala dipimpin Mao Zedong, bisa juga masuk kategori ini. Pemimpin-pemimpin itu mencoba memanfaatkan satu-satunya sumber daya relatif kuat yang mereka miliki, yaitu semangat anti-penjajahan. Semuanya gagal karena sumber daya itu kurang ampuh.
Untungnya, Indonesia belajar dari pengalaman buruk itu. Di bawah Presiden Soeharto, dibantu para ekonom profesional, Indonesia kembali ke ekonomi pasar internasional. Ekonominya bertumbuh pesat-rata-rata hampir delapan persen per tahun-dan angka kemiskinan berkurang drastis.
Setelah reformasi, semua presiden demokratis, mungkin kecuali Abdurrahman Wahid, melanjutkan kebijakan makroekonomi prakarsa Soeharto. Namun belum ada presiden yang berhasil memacu laju pertumbuhan setinggi prestasi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…