Kisah Aksara Bima

Edisi: 38/43 / Tanggal : 2014-11-23 / Halaman : 54 / Rubrik : SEL / Penulis : Akhyar H.m. Nur , Ratnaning Asih, Dody Hidayat


Perhelatan dua tahunan Festival Keraton Nusantara digelar di Bima, Nusa Tenggara Barat, 7-10 September lalu. Sosok penting dalam acara itu adalah Ketua Majelis Hadat Sara Dana Mbojo, Siti Maryam binti Muhammad Salahuddin. Sebagai pengganti sementara Sultan Bima, perannya tak hanya sebagai ketua panitia. Dialah orang yang menemukan kembali aksara Bima yang sempat hilang, aksara Mbojo.

Dia pula yang melakukan upaya pelestarian benda pusaka Kerajaan Bima, termasuk menyimpan dan merawat manuskrip dari abad ke-16 hingga ke-18 secara swadaya, di usianya yang telah mencapai 87 tahun. Siti Maryam juga melakukan alih bahasa naskah-naskah kuno itu ke bahasa Indonesia agar pengetahuan yang terkandung dapat bermanfaat bagi orang banyak.




Di Lapangan Sera Suba, Bima, Sumbawa,­ Nusa Tenggara Barat, Festival Keraton Nusantara IX dibuka. Pada Ahad pertama September lalu itu, di sisi utara lapangan tersebut dibangun panggung yang cantik dan penuh warna. Di atasnya duduk dengan anggun 47 sultan dan raja se-Nusantara yang menjadi tamu kehormatan. Satu-satunya anggota Forum Komunikasi dan Informasi Keraton Nusantara (FKIKN) yang tak hadir justru pemimpin Kesultanan Bima sendiri. Singgasana Sultan Dana Mbojo—berarti Tanah Bima—itu lowong sejak Ferry Zulkarnaen bin Abdul Kahir II, sultan ke-16, wafat pada 26 Desember 2013.

Bertindak sebagai pengganti sementara Sultan adalah Ketua Majelis Hadat Sara Dana Mbojo, Siti Maryam Rahmat binti Muhammad Salahuddin, 87 tahun. Siti Mar­yam, yang bergelar Ina Ka'u Mari, adalah anak nomor dua Sultan Muhammad Salahuddin (sultan ke-14, memerintah pada 1915-1951) dari istri keduanya, Siti Aisyah binti Sultan Muhammad Sirajuddin.

Di panggung kehormatan itu, Siti Mar­yam yang mengenakan baju hitam duduk diapit oleh Ketua FKIKN Gusti Raden Ayu Koes Murtiyah dan Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat M. Nuh. Siti dikenal sebagai filolog yang meneliti aksara Bima yang hilang. Dia memiliki lembaran-lembaran naskah kuno asli Bima bernama Bo Sangaji Kai (buku catatan Raja-raja Bima).

Naskah sebanyak dua peti itu disimpannya di rumahnya yang sederhana di Jalan Gajah Mada 29, Lingkungan Karara, Kelurahan Monggonao, Bima. Rumah ini bersebelahan dengan Museum Kebudayaan Samparaja. Tatkala Tempo berkunjung ke sana dua bulan lalu, di halaman rumah Siti Mar­yam terlihat…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…