Kurasawa dan Pemberontakan Pesantren Era Romusha

Edisi: 02/44 / Tanggal : 2015-03-15 / Halaman : 54 / Rubrik : IQR / Penulis : Dody Hidayat, Candra Nugraha, Ivansyah


Buku Indonesianis asal Jepang, Aiko Kurasawa, 68 tahun, Kuasa Jepang di Jawa: Perubahan Sosial Pedesaan di Jawa 1942-1945, yang baru diterbitkan ulang tahun ini, adalah buku yang langka. Buku yang bertolak dari disertasi doktornya di Universitas Cornell itu secara komprehensif mengetengahkan kepada kita mobilisasi yang diterapkan Jepang dengan romusha dan lain-lain untuk mengeksploitasi pedesaan Jawa.

Sebuah mobilisasi yang menyengsarakan rakyat sampai membuat beberapa pesantren memberontak. Perlawanan pertama terhadap Jepang itu ditunjukkan oleh Pondok Pesantren Sukamanah di Tasikmalaya, yang dipimpin Kiai Zainal Mustafa, kemudian diikuti pemberontakan petani Indramayu. Kajian sejarah sosial pedesaan pada zaman Jepang seperti yang dilakukan Aiko masih tergolong langka. Karena itu, Tempo mengulas buku tersebut dan mewawancarai Aiko. Termasuk menanyakan apakah betul karena menulis buku itu ia dicap kiri oleh kalangan tertentu di Jepang dan mendapat berbagai tekanan lewat kampanye hitam.

Perlawanan pecah di Pondok Pesantren Sukamanah di Desa Cimerah (kini Desa Sukarapih), Kecamatan Sukarame, Tasikmalaya, Jawa Barat, 71 tahun silam. Kamis pagi itu, empat opsir Jepang mendatangi pondok yang berada sekitar 30 kilometer dari Kota Tasikmalaya tersebut untuk membawa pemimpin pondok, Kiai Haji Zainal Mustafa, menghadap pemerintah Jepang di Tasikmalaya. Kontan saja para santri mengusir keempatnya. Kemarahan para santri tak terkendali ketika salah satu opsir itu meletupkan pistol ke arah tubuh sang kiai, meskipun meleset.

Para santri menyerang keempat opsir tersebut. "Masak, kiai ditembak diam saja? Tiga opsir Jepang itu tewas dibunuh, sedangkan satu lainnya dibiarkan lari pulang," kata Atam Rustam Hazim, cucu Kiai Zainal Mustafa dari istri pertamanya, Enoh Sukaesih, saat ditemui Tempo di Pondok Pesantren Sukamanah, Sabtu tiga pekan lalu.

Atam, 55 tahun, memang tidak menyaksikan kejadian pada 24 Februari 1944 tersebut. Ia mengaku mendapat cerita itu dari ayahnya, Kiai Haji Muhammad Fuad Muhsin, menantu Kiai Zainal. Kejadian hari itu merupakan pemicu peristiwa yang dikenal sebagai Pemberontakan Pesantren Sukamanah keesokan harinya. Inilah pemberontakan pertama rakyat desa di Jawa terhadap pemerintah militer Jepang, yang mulai menancapkan kuku kekuasaannya sejak menaklukkan Jawa pada 8 Maret 1942.

Pemberontakan para santri di Pondok Pesantren Sukamanah tersebut tercatat dalam buku setebal 617 halaman berjudul Kuasa Jepang di Jawa: Perubahan Sosial di Pedesaan Jawa 1942-1945 karya sejarawan Jepang, Profesor Aiko Kurasawa, yang diluncurkan pada 27 Februari lalu di Freedom Institute, Jakarta. Aiko Kurasawa, 68 tahun, dikenal sebagai…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

Pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…